Kuntala, Sriwijaya, dan Swarnabhumi

>> Thursday, May 27, 2010

From: M Yusron
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 27, 2010 5:06 PM
Subject: Re: [IA-ITB] Kuntala, Sriwijaya, dan Swarnabhumi




Buku Sejarah karangan Slamet Mulyana sebenarnya
diperuntukkan bagi para sejarawan, "History for Historian",
bukan bagi pembaca awam.

Di dalamnya masih banyak memuat pernyataan2 yang
masih menjadi silang pendapat diantara para sejarawan,
jadi masih banyak memuat polemik yang belum final
konklusinya. Meskipun demikian sumbangan beliau sangat
banyak untuk merangkai kembali sejarah nasional, yang
dirangkai dari berbagai sumber : prasasti, inskripsi china,
inskripsi arab dan naskah2 indonesia klasik.

Prasasti yang terkait dengan Sejarah Sriwijaya memang
tersebar diberbagai wilayah di Sumatra, Jawa Tengah, Malaysia,
Thailand Selatan sekarang dan Kamboja.

Banyak sumber-sumber naskah China berguna untuk merangkai
sejarah Nusantara awal, karena kebiasaan utusan kerajaan
untuk melakukan ekspedisi ke negara-negara lain dan dibuat
laporan resmi dan terdokumentasi secara baik hingga saat ini
seperti yang paling populer adalah : Fa Hien dan I Tsing.

Salam,
M Yusron

----- Original Message -----
From: Rayi (GMAIL)
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Sent: 2010-05-17 19:24
Subject: RE: [IA-ITB] Kuntala, Sriwijaya, dan Swarnabhumi




Kalau kita baca dari bukunya Prof Slamet Muljana, ada hal yang menarik. Berikut kutipan dari email sebelumnya.


“Kronik Cina abad ke-7 dan ke-8 memberitakan negeri atau kerajaan di "laut selatan" bernama Shih-li-fo-shih. Kronik abad ke-9 sampai ke-14 memberitakan negeri San-fo-tsi. Berdasarkan beberapa prasasti yang menyebut nama "Sriwijaya", Coedes mengidentifikasi Sriwijaya sebagai nama negeri dan kerajaan yang ditransliterasikan menjadi Shih-li-fo-shih atau San-fo-tsi. Dan lahirlah teori: Kerajaan Sriwijaya berdiri sejak abad ke-7 sampai ke-14”


Prof Slamet Muljana membedakan Shih-li-fo-shih dengan San-fo-tsi. Yang pertama merupakan transliterasi dari Sriwijaya, seperti terbukti dari Fo-shih-po-lo merupakan transliterasi dari Wijayapura. San-fo-tsi menurut beliau merupakan transliterasi dari Suwarnabhumi suatu kerajaan yang di-raja-i oleh Balaputradewa (setelah berselisih dengan iparnya di Jawa). Suwarnabhumi berlokasi di Jambi, berbeda dengan Sriwijaya yang berlokasi di Palembang. Detilnya ada di buku pak Slamet. Sayangnya ada yang mencoba mencari di toko buku, katanya buku tsb sudah tidak beredar.


Salam


Rayi/AR84

Read more...

Kania Sutisnawinata dari Metro TV tampil di Kampus ITB

Kania Sutisnawinata dari Metro TV tampil di lingkungan Kampus ITB, membawakan acara Today's Dialogue "Membedah Sistem Presidensial", Metro TV, Maret 2009




Sistem multi partai yang berlaku sekarang nyaris sulit memunculkan partai mayoritas yang mampu menghasilkan pemerintahan yang kuat. Persyaratan mengajukan calon presiden dengan perolehan 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara hasil pemilu tampaknya sulit dicapai partai besar sekalipun. Oleh sebab itu koalisi merupakan sebuah keniscayaan.

Bagaimanakah format koalisi yang mampu menghasilkan pemerintahan yang kuat? Sementara konstitusi kita jelas menyebutkan kita menganut sistem presidensial. Namun dalam pelaksanaannya karena pemerintah bentukan dari koalisi, Presiden sering tersandera oleh kepentingan politik di parlemen. Penyusunan kabinet maupun penunjukan wakil presiden pun berdasarkan koalisi partai.

Presiden hasil pemilihan secara langsung nyatanya juga tak mampu membuat Presiden percaya diri membuat sebuah keputusan politik penting. Di sisi lain, kewenangan DPR yang relatif besar membuat Presiden harus melobi DPR untuk menggolkan gagasannya. Sebut saja dari mulai pengankatan Panglima TNI, Kapolri, Duta besar, Gubernur BI, semua harus persetujuan DPR.

Belum lagi soal kebijakan Presiden, yang oleh partai koalisipun dikritik habis di parlemen. PAN, PKB, PPP, Golkar, Demokrat, PBB, adalah contoh koalisi pemerintahan yang tidak permanen. Partai selalu berlidung bahwa atas nama rakyat maka mereka mengkritik presiden, dan ujung-ujungnya soal komposisi kabinet di pemerintahan. Golkar berteriak lantang mengkritik SBY, namun ketika jumlah menterinya ditambah, Golkar kemudian relatif bisa dikendalikan Presiden.

Menanggapi hal itu, siswono Siswono, anggota dewan penasehat partai Golkar.Sistem pemilu 2009 menganut parlementry treshold yang mana jumlah fraksi di DPR akan sangat menyusut karena tidak mendapat suara sebesar 20 persen, sehingga sistem itu lebih sederhana dan effisien.

Yang berjalan selama ini, energi sosial, tenaga masyarakat. Sistem presidensial harusnya bertujuan sebagai kegiatan politik yang dapat memperkuat sistem ekonomi rakyat. Tegas Sis.

Sebagai Staf Ahli Kepresidenan Bidang Hukum, Denny Indrayana menambahkan, bahwa dalan sebuah sistem presiden harus memiliki political support dan konstitusional support untuk bisa membangun sebuah koalisi permanen. Memang sistem presidensial yang terbaik saat ini adalah sistem presidensial yang dianut oleh AS karena demokrat dan republik menjalankan fungsinya secara baik dan Presiden harus memiliki popular election. Dalam sistem presidensial semua keputusan akhir tetap ditangan presiden, meskipun partai berbeda tetapi jika presiden mengatakan tidak hasil akhirnya adalah tidak. lanjut Denny.

Fadel Muhamad yang juga hadir dalam acara Talk Show tersebut juga mengeluarkan pendapat yang berbeda, ia mengatakan kalau saat ini sistem yang dipakai Indonesia bukanlah menggunakan sistem Presidensial tapi melainkan semi Presidensial.

Koalisi ideal adalah koalisi yang dilakukan secara permanen, orang-orang partai politik tidak harus duduk di kabinet. Selain itu, kekuasaan tanpa pengawasan berpotensi menimbulkan penyimpangan. Tegasnya.

Ia mencontohkan, Bolivia dan negara Amerika Latin. Di brazil Lulu sebelum menjadi presiden dia adalah oposisi. Namun, dia memiliki kabinet bayangan sehingga jika ada masalah dengan menteri ambil contoh menteri pertanian memiliki kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat.

Dalam menteri kabinet bayangan itu harus memiliki kebijakan yang berbeda sehingga kebijakannya dapat diterima masyarakat. Demikian Fadel bercerita dimana sering direcoki oleh parlemen karena adanya perbedaan.

Sebagai mantan orang nomor satu di DKI Jakarta, Sutiyoso menambahkan, sistem presiden memberi kekuatan bagi presiden untuk memilliki hak perogatif Tapi hak itu telah diambil semua oleh DPR.

Ketidakuatan pemerintah saat ini menurutnya, disebabkan adanya amandemen UUD 45. Pembuatan amandemen waktu itu diliputi oleh rasa dendam terhadap pemerintahan terdahulu. Jelasnya

Menurut sutiyoso, koalisi macam apakah di pemerintahan ke depan? Haruskah kita terjebak pada sistem presidensial yang abu-abu karena tidak ada kontrak politik yang permanen? Apakah koalisi permanen bisa menjamin jalannya sistem presidensial? Jadi tidak lazim jika di dalam sistem Presidensial ada oposisi. Seharusnya bukan oposisi tapi lebih mencari solusi.

Metro TV bersama kampus ITB mengadakan kerjasama untuk menggelar acara Todays Dialogue di lingkungan kampus ITB sebagai bagian dari komitmen Metro TV dengan bendera Election Channel. Kerjasama ini merupakan wujud kepedulian dua lembaga ini untuk ikut memberikan kontribusi pemikiran dalam 5 tahun pemerintahan ke depan hasil Pemilu 2009.

Read more...

Usulan liputan Warga Indonesia dan Alumni ITB di Afrika Selatan

>> Monday, May 24, 2010

From: ok.taufik@geologist.com
To: IA-ITB@yahoogroups.com ; jatun@bolanews.com
Sent: Tuesday, May 25, 2010 8:51 AM
Subject: Re: [IA-ITB] Usulan liputan Warga Indonesia dan Alumni ITB di Afrika Selatan


coba kupas

1.keturunan Indonesia di sana (capetown) menarik sekali, karena islam disana disebarkan oleh orang melayu (indonesia) bukan dari timteng,
2.atau juga dari capetown bisa melihat bentrokan 2 samudra besar atlantik dan pasific dan bagimana pengaruhnya untuk biota dan lingkungan laut disana,
3.mungkin juga melihat singkapan batuan..karena outcrop lempeng afrika sangatlah tua hasil spreading dengan continent amerika selatan, kalau dari utara afrika (ethiopia-somalia) sampai keselatan afrika ada tinggian pegunungan hasil pemisahan lempeng dan coalision lempeng, akibatnya lihat saja kota2 penyelenggaraan WC 2010 ini banyak dilakukan di plateau (highland) seperti johannesburg.
4.Katanya juga generasi manusia pertama ada dari sana sesuai teori "out of Africa" mungkin bisa study literatur dan dan kunjungan museum.
5. Bukan hanya soal germany, pengaruh belanda dan briton juga kuat, akibatnya bahasa mereka campur2, apakah kota Elizabeth port merupakan kawasan briton?

afsel memang wonderfull



Geologist




-----Original Message-----
From: Moderator ( IA-ITB-owner@yahoogroups.com )
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Sent: Mon, May 24, 2010 7:48 pm
Subject: Re: [IA-ITB] Usulan liputan Warga Indonesia dan Alumni ITB di Afrika Selatan



Toen yang baik,


Selamat berangkat ke Afsel dan meliput Piala Dunia 2010.
Kapan berangkat dan berapa lama di sana ?

Mau memberi saran meliput warga Indonesia yang tinggal di Afsel supaya terasa lebih dekat di hati dengan pembaca Bola.
Selain itu, milis IA-ITB mau titip meliput Alumni ITB yang ada di Afsel dan kehidupannya di situ. Bisa ?
Terima kasih.



Jabat erat,
- Bu Mod



----- Original Message -----
From: Darojatun
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Sent: Monday, May 24, 2010 3:04 PM
Subject: [IA-ITB] Usulan untuk Liputan Piala Dunia 2010?



Dear Rekan-Rekan Alumni ITB,

Saya Darojatun, 10293053, kini bekerja sebagai wartawan Tabloid
BOLA.

Maukah teman2 memberi saya ide untuk bahan liputan Piala Dunia
2010?

Pada Piala Dunia 2006 saya melontarkan tawaran yang sama lewat milis
ini dan milis alumni FISIKA. Hasilnya saya banyak mendapatkan saran yang
brilian yang beberapa di antaranya bisa saya pakai di dalam liputan.

Salah satu contohnya dari Roby Muhamad (FI 93), yang kini mengajar di
UI soal kajian social science. Ia mengusulkan saya mengupas sisi kehidupan

sosial warga Jerman di balik hingar bingar Germany 2006. Ternyata jadi
sebuah liputan yang unik dan berbeda.

Ada juga usulan dari seorang teman agar saya meneliti bahan-bahan
makanan kebab Turki di Jerman yang diduganya tidak 100% halal. Kecil-kecil,

tapi akhirnya jadi bahan liputan yang menarik. Ada juga yang menanyakan
apakah saya bisa mengupas kehidupan istri2 para pemain selama pasangannya
beraksi di lapangan.

Sejauh ini saya sudah dapat banyak bantuan untuk mendapatkan kontak
alumni di Afsel, yang membantu saya menemukan apartemen dan persewaan
mobil. Terima kasih banyak: IN HARMONIA PROGRESSIO!

So, bagaimana? Usulan-usulan saya mohon dikirim saja lewat japri ke
darojatun@yahoo.com atau ke jatun@bolanews.com, biar tidak mengganggu
mereka yang tidak tertarik dengan topik ini.




Tabik,

Toen

Read more...

Reorientasi Gerakan Mahasiswa ITB

>> Wednesday, May 19, 2010

Kemahasiswaan ITB seakan dalam kegamangan, ingin melangkah kedepan dengan nuansa yang berbeda namun terbebani dengan romantika masa lalu. Terkadang romantika yang penuh dengan heroisme jalanan tersebut tak hanya membebani melainkan menjadi jerat yang laten. Suara-suara perubahan sebenarnya telah bermunculan, menunggu gebrakan inovasi dari pimpinan-pimpinan mahasiswa saat ini. Mungkin memang sudah saatnya dilakukan reorientasi gerakan mahasiswa. Untuk menuju Pada reorientasi tersebut, minimal ada tiga kesadaran yang bisa dijadikan landasan.

Kesadaran atas situasi dunia sebagai masyarakat pengetahuan dan wacana the rulling class

Pola pergerakan mahasiswa terkait erat dengan cara pembacaan terhadap dunia, Negara dan almamater. Banyak cara dalam membaca dunia. Sebagian melihat dunia sebagai pengangkangan yang satu terhadap yang lain : barat terhadap timur, utara terhadap selatan, kapitalis terhadap Negara-negara dunia ketiga dsb (teori ketergantungan). Orang-orang Postmodern membaca dunia yang telah menjadi perang imagologi, bukan lagi perang ideologi. Orang marketing mungkin membaca dunia saat ini sebagai zaman venus (simbol perempuan : emosi,persepsi) dan bukan lagi zaman mars (symbol laki-laki : logika). Dalam zaman venus ini suatu produk tak hanya dinilai berdasarkan fungsinya saja melainkan juga bagaimana si produk mampu menyentuh emosi konsumen dengan memainkan persepsi. Orang Geopolitik akan melihat dunia yang bergeser distribusi kekuatannya dari uni polar (hegemoni Amerika) menuju ke multi polar (uni eropa, china, India, amerika latin dll).

Ada pula yang membaca masyarakat dunia saat ini sebagai masyarakat pasca kapitalis yang salah satu cirinya adalah masyarakat pengetahuan. Dalam masyarakat pengetahuan, knowledge, inovasi dan kreativitas memegang peranan utama didalam keberjalanan peradaban. Hal ini tercermin salah satunya dari latar belakang orang-orang terkaya dunia saat ini yang berasal dari innovator-inovator teknologi informasi.

Rekan-rekan yang membaca dunia sebagai pengangkangan yang satu terhadap yang lain, membaca Indonesia dengan terminologi seputar kemiskinan, korup serta menganggap permasalahan ini disebabkan oleh tirani yang berkuasa tentu akan melahirkan pola pergerakan yang digerakan spirit perlawanan. Aksi-aksi yang dilakukan akan penuh dengan nuansa heroisme, kenangan masa lalu dan gelegar jargon perjuangan dan perlawanan. Masih relevankah?

Tentu akan berbeda dengan rekan-rekan yang membaca dunia sebagai sebuah masayarakat pengetahuan yang terintegrasi secara global, membaca Indonesia sebagai sebagai salah satu Negara dengan garis pantai terpanjang, sebagai negri yang memiliki sekian banyak varietas endemic dsb, Kemudian membaca ITB sebagai produsen pengetahuan nomor satu di Indonesia serta menyimpan segudang potensi besar.

Lantas bagaimana seharusnya mahasiswa ITB harus membaca dunia?
Wacana The Rulling Class saya ambil dari pemikiran Anis Basweidan. Sederhananya, the rulling class merujuk pada kelompok pemuda pada satu massa yang pada akhirnya menjadi pemimpin/elit Indonesia di masa depannya. Setidaknya sudah ada tiga generasi the rulling class.

The Rulling Class pertama adalah pemuda-pemuda yang beruntung mendapat pendidikan Belanda saat politik etis dicetuskan. Mereka adalah generasi Soekarno,hatta dll. Mereka memimpin Indonesia saat kemerdekaan. Era berikutnya adalah era mempertahankan kemerdekaan. Pada masa itu tumbuh kesatuan-kesatuan militer. The Rulling class kedua adalah pemuda yang turut dalam kesatuan-kesatuan militer. Pada akhirnya mereka memimpin Indonesia saat orde baru. The Rulling Class berikutnya adalah para aktivis mahasiswa yang turut ambil bagian dalam pergolakan dan peralihan orde lama ke orde baru. Merekalah yang kini banyak menjadi elit politik nasional. Dari sini muncul pertanyaan :”Siapakah the Rulling class berikutnya?”

Ada yang mengusulkan bahwa the rulling class berikutnya adalah pemuda-pemuda yang tergabung dalam kelompok entrepreneur. Jika Dulu orang yang memiliki akses politik secara otomatis akan menguasai akses bisnis dan industri maka pada masa mendatang yang terjadi adalah sebaliknya, orang yang menguasai akses bisnis dan industri akan mudah juga menguasai politik. Namun Entrepreneur disini bisa juga dimaknai secara luas, tak sekedar orang yang berbisnis. Entrepreneur adalah sekumpulan karakter Inovatif, kreatif serta hasrat untuk senantiasa menciptakan nilai tambah.

Kesadaran atas Peran Kaum Intelektual

James Watt tak sekedar membuat mesin uap, yang ia buat adalah sesuatu yang melahirkan revolusi industr1 dan pada akhirnya mengubah tatanan social secara global. Dari sanalah lahir marxisme, dikotomi borjouis-proletar dan kolonialisme. Oppenheimer tak sekedar membuat bom atom, yang ia buat adalah sesuatu yang pada akhirnya menentukan konfigurasi politik global. Pun demikian dengan Shockley yang tak sekedar membuat transistor, yang ia ciptakan menjadi landasan revolusi teknologi informasi dan kini telah menjelma menjadi alat untuk infiltrasi budaya dan rekayasa social. Sejarah memang membuktikan bahwa kaum ilmuwan senantiasa berada didepan dalam gerak sejarah dan peradaban. Mungkin inilah yang membuat Michael hart menempatkan sebanyak 37 ilmuwan dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di Dunia. Contoh lainnya adalah revolusi Prancis yang diilhami pemikiran beberapa filsuf tentang demokrasi.

Contoh diatas merupakan ilustrasi bagaimana peran seorang intelektual sebagai lokomotif peradaban. Mahasiswa sebagai bagian dari kaum intelektual memiliki tanggung jawab besar, lebih dari hanya sekedar calon pengisi teknostruktur pembangunan. Kaum intelektual menjadikan pencarian dan pembelaan akan kebenaran ilmiah sebagai koridor utama pergerakan.

Kesadaran Atas peran strategis ITB

China menjadi maju seperti saat ini salah satunya karna investasi Deng Xiaoping terhadap pengembangan sains dan teknologi, “Berbanjar menuju sains” termasuk jargon popular saat itu. Demikian juga dengan India yang sempat membuat joke dengan mengubah kependekan IT (Information technology) menjadi India Today, wujud kebanggaanya sebagai Negara yang memiliki penguasaan IT melimpah. IT memang menjadi salah satu motor penggerak perekonomian India. Kebesaran suatu bangsa saat ini memang sangat ditentukan oleh kemajuan Sains dan teknologinya. Contoh lain adalah Korea Selatan yang menjelma menjadi “Newly industrial country” dengan mengembangkan industri baja (tentunya dengan teknologi pendukungnya). Bandingkan dengan Indonesia yang mengalami kesulitan industri bahkan sejak menerapkan pola substitusi impor, salah satunya akibat minimnya penguasaan teknologi. Bandingkan lagi dengan Norwegia yang kata Prof. MT Zen hanya butuh 10 tahun untuk alih teknologi perminyakan.

Misi ITB adalah memandu perubahan bangsa, misi ini juga hendaknya menjadi misi kemahasiswaan ITB. ITB sebagai institusi sains, teknologi dan seni terbaik memiliki peran besar dalam menentukan arah bangsa. Kemajuan sains dan teknologi tak hanya menaikan harga diri bangsa melainkan bisa menjadi penggerak perekonomian nasional.

Memandu perubahan bangsa dengan teknologi bukan hal aneh, dikarenakan teknologi juga bisa menjadi agen perubahan social. Lantas kapan kiranya ITB (termasuk juga organisasi mahasiswa) melahirkan pemenang nobel dan teknopreneur sekelas pembuat google?

Keprofesian??

Kata keprofesian akhir-akhir ini menjadi popular di lingkungan mahasiswa, namun mengalami penyempitan makna menjadi sekedar penguasaan skill. Proficio (bahasa latin) yang merupakan akar dari terminologi profesi-keprofesian memiliki makna advance (maju/ahli), suatu bentuk semangat untuk menjadi yang terdepan. Plato memaknai proficio sebagai bentuk panggilan jiwa terhadap persoalan kehidupan. Hal ini senada dengan pemikiran Bung Hatta tentang tugas perguruan tinggi (termasuk juga tugas organisasi mahasiswa) untuk membentuk manusia yang memiliki keinsyafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat.

Jika pergerakan mahasiswa akan berbasiskan keprofesian, setidaknya ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam wilayah praksisnya :

Pertama, hal ini menuntut kemauan untuk berubah bahkan sampai pada level nilai dasar. Saya bisa dikatakan sebagai generasi terakhir ospek orde lama. Mahasiswa zaman saya berbicara dengan spirit perlawanan, sekarang mungkin dengan spirit perubahan. Dulu kami berbicara tentang soliditas dan solidaritas, sekarang mungkin kreativitas. Dulu kami berbicara tentang makna berani, sekarang mungkin inovasi. Sebagai tambahan,budaya apresiasi juga harus lebih disuburkan lagi.

Kedua, nilai organisasi mahasiswa pada tingkat program studi juga harus mencerminkan karakter keilmuan yang digeluti. Nilai organisasi Himpunan Mahasiswa Fisika misalnya, harus mencerminkan karakter fisikawan. Karakter ini berasal dari nature keilmuan fisika maupun dari teladan tokoh-tokoh yang membangun fisika. There are not just a physicist but also an artist and a humanist and ….

Ketiga, Organisasi mahasiswa harus tetap memiliki visi terkait isu-isu besar dunia dan nasional. Misalnya adalah isu tentang kemandirian energi, teknologi dan perubahan social dll. Namun dalam aksinya, organisasi mahasiswa harus turut memecahkan persoalan nyata di masyarakat dengan keilmuan yang digelutinya…

Apalah artinya kesenian..jika terpisah dari derita lingkungan.. apalah artinya berpikir…jika terlepas dari masalah kehidupan

Read more...

Sosok Seorang Fisikawan

>> Sunday, May 16, 2010

Ada sebuah pertanyaan sederhana :” Jumlah kaum pelajar (dan terpelajar) Indonesia pasca politik etis dicetuskan sebenarnya sangat sedikit.. namun yang sedikit tersebut mampu membawa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan hanya berselang 37 tahun setelah Budi Utomo lahir. Sekarang berapakah jumlah pelajar Indonesia? Tentunya jauh lebih banyak.. namun, kenapa jumlah yang banyak ini seakan kurang mampu menghasilkan satu kekuatan yang kokoh? Adakah perbedaan antara pelajar zaman dulu dengan pelajar zaman sekarang..?


Setiap ilmu yang dipelajari seorang pelajar memiliki watak dan karakternya tersendiri. Dan oleh karena itu, setiap bidang ilmu punya dongengnya sendiri, menyimpan cerita atau narasi besarnya sendiri serta menuntut orang yang mempelajarinya untuk berkarakter sesuai watak bidang ilmu tersebut. Andaikan setiap pelajar Indonesia memiliki integritas terhadap bidang ilmu yang digelutinya.. tentu akan lebih indah hasilnya…


Saya ingin share tulisan yang saya buat beberapa bulan lalu.. hanya ingin share pengalaman “spiritual” ketika belajar di Fisika ITB selama 6 tahun


Sosok Seorang Fisikawan


Berawal dari iseng menulis status di Facebook yang isinya adalah penggalan kutipan pertanyaan anaximenes kepada phytagoras :


”Apa tujuannya sehingga aku harus menyibukan diri untuk menatap langit malam dan mencari rahasia diantara bintang-bintang sementara didepan mataku terjadi perbudakan dan kematian?”


Lalu teman saya (sedang mengambil master/doctor di Leiden, dulu pernah menjadi rekan diskusi dan berbagi cerita serta kecintaan terhadap fisika dan astronomi) menyatakan ketidaksetujuannya. Kemudian iseng pula saya bertanya balik :” So tell me … the beauty of physics and its humanity?” dan lantas beliau menjawab :

"what do you mean by humanity? the war to gain power? is that what you mean?
science, technology, art are part of human civilization. and don`t get me wrong, person learning science doesn`t mean he does not care about his surrounding. I hope you see thing in more holistic way.
learning is the most basic principle for human to free them selves.
people can do many things to make better surroundings by science.
i do not see them who do politics is worse, i honour people for what they choose. You should see other field as tools to move together to bring better future for human. :) just my thought though"

Jawaban ini membuatku mengembara sedikit kemasa silam. Satu yang kuingat adalah Fisika membantuku menjadi manusia merdeka. Betapa nikmat saat keingintahuan dan pertanyan-pertanyaan menjadi liar tak terkekang sehingga mampu melahirkan hasrat untuk mencari. Betapa sejuk ketika dalam keseharian diwarnai doktrin kebenaran dan lepas dari wacana kompromi. Fisikawan tak hanya seorang yang mengisi dunianya dengan fisika. Physicist is not just a physicist…

Physicist is an artist. Fisikawan memandang alam semesta dengan pemaknaan penuh atas keindahan dan harmoni yang sempurna. Seorang pelukis mengungkap keindahan semesta dengan kanvas dan tinta, sementara fisikawan menghayati keindahan semesta lantas mengungkapkanya diatas persamaan matematika. Alkisah ketika pertama kali muncul persamaan Maxwell, ada yang berkomentar :”Apakah seorang Dewa yang menuliskannya?” komentar ini adalah spontanitas seorang fisikawan selepas melihat Maxwell equation yang simetri, rapi dan tersusun indah serta komprehensif (dapat ditulis dalam bentuk diferensial atau integral).


Sebagai tambahan, seorang fisikawan biasanya adalah seorang yang Romantis.. seseorang yang mampu mengungkap keindahan dan harmoni yang terselubung dalam bahasa matematika tentunya juga mampu mengungkapkanya dalam untaian kata.

Fisikawan adalah seorang yang humanis. Seseorang yang bisa menghargai semesta yang mati tentunya mampu menghargai yang hidup. Humanisme ini tercermin dalam keseharian beberapa tokoh fisika,,Einstein menangis bersama beberapa fisikawan lain saat Jepang di Bom. Kemudian mereka berseloroh :”Manusia tidak pernah tahu apa yang dilakukannya!” Abdus Salam menyumbangkan hadiah nobelnya guna membangun ICTP yang spiritnya adalah menjembatani kesenjangan antara barat dan timur. Demikian pula dengan Chen nin yang, Yukawa, Plank dan sebagainya.

Fisikawan adalah seorang yang keras kepala, tak pernah menyerah dalam menggapai impian. Kepler menunggu hingga 20 tahun untuk sampai pada perumusan ketiga hukumnya. Masatoshi Kosiba bukan seorang yang cemerlang, dia harus berjuang keras sampai akhirnya ia mendapat nobel atas penemuan Neutrino. Currie harus menempuh sekian kilometer ketika harus “nyambi” ngajar demi mensupport pendidikan dia, mengolah berton bahan dengan tungku panas untuk sekedar mendapat beberapa gram radioaktif.

Fisikawan adalah pahlawan pembela kebenaran. Galileo harus menerima tahanan rumah karna mempertahankan keyakinannya akan heliosentris. Dalam hal ini saya teringat isi konsepsi KM ITB yang memberi koridor peranan seorang insan akademis : Mencari dan membela kebenaran ilmiah.

Seringkali seorang fisikawan memiliki karakter yang kuat dan pribadi yang unik. Dirac sang jenius pertapa, Feynman yang eksentrik atau Schrodinger sang jenius pecinta. Bohr yang disegani karena kesahajaan dan kepemimpinannya. Mereka terikat kuat oleh ikatan pencarian tertentu.. seperti ikatan antara Einstein (Jerman) dan Eddington (Inggris) meski mereka saat itu berada pada pihak yang saling berperang (perang dunia 2).

Fisikawan juga seorang Filsuf,,dibalik formula matematik yang njelimet, kompleksitas alat eksperimen.. tersembunyi Hasrat manusia merdeka yang meyakini kebenaran tertentu :” Bahwa alam semesta digerakan oleh hukum yang sederhana, berjalan dengan simetri yang luar biasa serta harmoni yang membentuk keindahan dan keagungan”.

Dan pada akhirnya… James Watt tak sekedar membuat mesin uap, yang ia buat adalah sesuatu yang melahirkan revolusi industri dan pada akhirnya mengubah tatanan social secara global. Dari sanalah lahir marxisme, dikotomi borjouis-proletar dan kolonialisme.


Oppenheimer tak sekedar membuat bom atom, yang ia buat adalah sesuatu yang pada akhirnya menentukan konfigurasi politik global. Pun demikian dengan Shockley yang tak sekedar membuat transistor, yang ia ciptakan menjadi landasan revolusi teknologi informasi dan kini telah menjelma menjadi alat untuk infiltrasi budaya dan rekayasa social.


Mungkin disinilah posisi seorang fisikawan... menjadi yang terdepan dan (mungkin) kemudian dilupakan...

Zulkaida Akbar

Fi 03

Read more...

Kita Hanya Sedikit Lupa...

From: zulkaida akbar
Sender: IA-ITB@yahoogroups.com
Date: Sun, 16 May 2010 10:54:13 +0800 (SGT)
To:
ReplyTo: IA-ITB@yahoogroups.com
Subject: [IA-ITB] Kita Hanya Sedikit Lupa...



Bismillah… sejarah yang saya tulis disini masih perlu diverivikasi kebenarannya.

Saya pernah mendengar, bahwa untuk melakukan rekayasa sosial dibutuhkan tiga hal :Ide,tokoh dan gerakan yang massif. Lantas, idea atau desire apa yang harus kita tanamkan untuk melecutkan kita semua menjadi bangsa yang lebih beradab?

Kita semua tahu bahwa salah satu kunci untuk menjadi manusia sukses adalah kepercayaan diri, dengan demikian sebuah bangsa yang ingin maju tentunya juga harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, ketika sebuah pertanyaan sederhana saya lontarkan kepada sekelompok mahasiswa ITB :” Seperti apakah bangsa Indonesia menurut kamu?” sebagian besar dari mereka menjawab :Korup, Pemalas, Dilecehkan dunia Internasional (pecundang) dan sebagainya.. Ibarat manusia, hal ini mengisyaratkan tak hanya kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang rendah.. malah menurut saya sudah menjurus ke arah depresi. Apakah Benar bahwa bangsa kita demikian buruknya?

Apakah benar bahwa bangsa kita pecundang?
Alkisah.. pasukan Gurkha adalah pasukan sewaan (orang2 nepal, india) yang terkenal garang dan hebat. Mereka diiringi banyak mitos, salah satunya adala pisau andalan mereka yang konon bisa membelah orang. Saat perang Malvinas (inggris vs argentina), menyerahnya argentina diindikasikan salah satunya karna ketakutan terhadap Gurkha, dan dalam perang tersebut tak ada satupun Gurkha yang mati. Namun.. sekian puluh Gurkha mati di Surabaya.. Oleh siapa? Oleh prajurit pilihankah? Bukan.. mereka mati oleh pemuda2 tanggung seusia saya.. arek-arek Surabaya yang hanya bermodalkan bambu runcing dan hasrat untuk tetap merdeka..

Dalam buku Perang Eropa dipertontonkan kehebatan Churcill dan pasukan Inggris.. dan konon katanya selama PD 2 tak satupun Jendral Inggris yang mati. Namun, seorang Jendral Inggris mati di Surabaya.. lagi-lagi oleh sekelompok pemuda yang hanya bermodalkan bambu runcing dan hasrat untuk tetap merdeka. Kemarahan Inggris membawa malapetaka bagi Surabaya yang dihujani serangan dari darat, laut dan udara.. bayangkan dalam kondisi sedemikian riuh, ada saja yang nekat memanjat atap hotel Yamato untuk sekedar mengganti merah,putih, biru menjadi merah-putih…

Kita bisa menelusuri sejarah perang lebih lanjut.. saat sebuah Negara menyerah kalah.. biasanya masih menyisakan sekian banyak pasukan dan senjata (cek di buku perang eropa), jarang sekali sampai habis-habisan (puputan). Namun di Nusantara ini.. pernah terjadi pertahanan harga diri hingga meletus perang puputan.. Setidaknya ada di Bali, dipimpin oleh I Gusti ktut Jelantik dan di Aceh waktu mempertahankan benteng kutoreh… sebuah hasrat merdeka yang diwujudkan dalam perang habis-habisan tanpa sisa dengan mengorbankan jiwa dan raga…

Jadi apa benar kita adalah bangsa yang pecundang? Tidak.. kita adalah bangsa yang pemberani.. kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita.

Apakah benar bahwa kita adalah bangsa yang korup? Alkisah.. pernah ada di Nusantara kita seorang Ratu Sima dari Kalingga.. Beliau terkenal sebagai seorang Raja yang adil, jujur dan tegas.. pemerintahannya bersih. Hal ini mengundang penasaran seorang dari Arab yang ingin mengujinya dengan meletakan emas permata disana. Tak satupun rakyat yang berani menyentuhnya sampai suatu ketika sang pangeran calon pewaris tahta menyentuh emas permata tersebut. Tanpa ampun, ratu sima menghukum buah hatinya tersebut, salah satu versi menyebut sang pangeran dipotong kakinya..

Jadi apa benar kita adalah bangsa yang korup?
Tidak.. setidaknya pernah terjadi di Nusantara kita ketika hukum ditegakan, keadilan diwujudkan.. mungkin kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita…

Apakah kita adalah bangsa yang bodoh?
Alkisah.. Sastra Lisan Bujang Tan Domang dari Riau mengisyaratkan keramahan ekologis sebelum kita mengenal terminology Sustainable Development,, Jendral Sudirman membuat linglung Belanda dengan Inovasinya terhadap strategi perang Inggris saat menusuk Birma (kita mengenalnya sebagai Gerilya), Dengan bantuan Laksamana Nala, Gadjahmada dalam waktu singkat berhasil mengubah pola pertahanan yang bersifat continental menjadi berbasis maritim,, dan sebagainya.. kita bukanlah bangsa yang bodoh.. kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita…

Kembali ke syarat seorang manusia bisa sukses.. saya kira, semua training motivasi mensyaratkan kepercayaan diri dan mimpi.. Jadi, kepada kaum muda.. mari kita ubah cara pandang kita terhadap bangsa kita,, berpikirlah positif.. kita adalah bangsa yang terhormat.

Kita pun membutuhkan strong desire,,vladmir putin bersama rekan-rekan eks KGB memiliki desire “The Great Rusia”. Kaum Yahudi memendam desire “tanah yang dijanjikan”.. Korea berkata :”Baja..Baja..Baja.. Kalahkan Jepang”. Lantas apa yang harus menjadi Desire kita?

Andaikan kita adalah bangsa yang nakal.. untuk menghancurkan Singapura dan Malaysia cukup dengan membakar beberapa pulau terluar.. mereka akan sesak napas karna asap.. Cukup dengan memasang perompak atau ranjau di Laut untuk menghancurkan perekonomian dunia karna perairan kita sangat ramai digunakan sebagai jalur pengiriman barang (termasuk supply minyak china)..menghancurkan kalimantan dan papua sangat mengganggu kesetimbangan iklim global. . Bahwa Indonesia memegang peranan kunci dalam keseimbangan tatanan global, bisa dijadikan titik pijak untuk menemukan desire kita.. karna kita bukanlah bangsa yang nakal...



Zulkaida Akbar
Fi 03

Read more...

Sri Mulyani Ngambek, Bola Liar Panas Menggelinding ke SBY

>> Wednesday, May 5, 2010

Oleh Cardiyan HIS


Sri Mulyani dilamar World Bank. SM menerima lamaran World Bank itu dan siap masuk kerja per tanggal 1 Juni 2010. Apakah sesederhana itu prosesnya seperti seorang “head hunter” merekrut seorang eksekutif berprestasi untuk bergabung dengan kliennya; sebuah perusahaan raksasa. Sementara SM yang sadar hukum tentu sangat faham bahwa ia sewaktu-waktu masih harus bolak-balik diperiksa KPK, yang tak mungkin dilakukan bila ia sudah berkantor di World Bank, at New York, USA.

Jabatan Menteri Keuangan RI di dua periode kabinet SBY, sebenarnya merupakan perjalanan panjang obsesi SM setelah terakhir menempuh kariernya sebagai Managing Director IMF. Saya menengarai alasan SM menerima lamaran World Bank sebenarnya adalah puncak dari kekecewaan SM terhadap SBY yang tidak total dalam membela dirinya pada kasus Bank Century. Bahwa SBY selalu membela SM dan B dalam kasus Century dalam beberapa kesempatan adalah sangat situasional substansi dan sifatnya dan bukan merupakan sikap konsisten seorang pemimpin layaknya dalam membela anak buah. Manakala sang anak buah sudah tak bisa diselamatkan lagi, SBY berubah haluan hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri yang nota bene sebagai pemegang kebijakan puncak.

SM sangat letih dan memancarkan aura kekecewaan yang mendalam setelah penyelidikan kedua oleh KPK (4 Mei 2010). Inilah sebenarnya awal dari SM ngambek kepada SBY dengan jurus mundur karena alasan menerima lamaran menjadi Managing Director World Bank (5 Mei 2010). Secara politis SM telah dijatuhkan vonis oleh DPR. Dan sekarang ada indikasi sangat kuat KPK agaknya telah mampu membuktikan kesalahan SM yang fatal, antara lain yang utama adalah lalai begitu saja menerima input data dari B, Gubernur BI ketika itu. Sehingga kelalaian SM itu telah mengakibatkan terjadinya kebijakan yang menguntungkan pihak lain dan merugikan negara.

SM sebagai orang Jawa telah memberikan sinyal simbolik dengan ambekannya. Sebagai pribadi yang pinter, jujur dan tak memperkaya diri, berasal dari kedua orang tua berpendidikan sangat baik (keduanya adalah profesor doktor ternama) dan semua saudaranya berpendidikan tinggi 5 (lima) di antaranya lulusan ITB; sangat disayangkan SM tersandung karena kelalaian membuat kebijakan fatal tadi. Apa latar belakang orang sekelas SM tersandung, bisa saja karena ada latar belakang kepentingan politik di dalamnya. Sebuah poster demonstrasi minggu lalu bergambar SM dicloseup oleh media elektronik berbunyi “Menyesal Membela Partai Demokrat”, terlalu sayang dilewatkan begitu saja untuk sebuah analisis lebih mendalam.

Seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya berjudul “Apa Kabar Jargon Katakan Tidak pada Korupsi. Lanjutkan?” (mailist IA-ITB, 6 September 2009) dan “Percumalah Program 100 Hari SBY Kalau KPK Diloyokan” (mailist IA-ITB, 31 Oktober 2009) yang dikutip banyak website dan grup mailist (silakan Google Search); runtutan kisruh di republik tercinta ini sebenarnya bermuara kepada adanya indikasi kuat terjadinya ketidak-jujuran para pelaku politik pada Pemilu 2009. Bahwa Kabareskrim Polri SD ketika itu “tak serius” memproses banyak kasus pelanggaran Pemilu karena dalih lemahnya data menjadi tanda tanya besar. Dan bahwa akhirnya KPU secara formal telah menetapkan rekapitulasi resmi hasil Pemilu, dengan menutup terutama banyak kasus pengkloningan data pemilih, tidak otomatis berhasil menutupnya. Ini terbukti mencuatnya kasus Bank Century beberapa bulan kemudian, yang dicurigai menjadi amunisi bagi pemenangan partai tertentu.

Apakah SM punya kartu truf terakhir, begitu pula SD pada kasus Bank Century dalam keterkaitan dengan pemenangan Pemilu oleh partai tertentu? Inilah yang ditunggu perkembangannya. Karena kalau kedua “whistle blower” ini bernyanyi, bola panas liar ini justru akan mengarah ke Presiden SBY, bukan hanya kepada Wakil Presiden B. Sebab para anggota DPR dan banyak LSM telah mengajukan Judicial Review kepada Mahkamah Konstitusi (MK) tentang qorum DPR untuk Hak Menyatakan Pendapat agar cukup 50% plus 1dan bukan 75% dari anggota DPR.

Apakah SBY dan B akan dimakzulkan pasca ngambeknya SM dan bernyanyinya SD? Hanya waktu yang akan membuktikan. Kita sebagai rakyat hanyalah berkeinginan agar kebenaran ditegakkan. Kejahatan betapapun dikemas dengan begitu rapih, Tuhan YME telah menguatkan kejahatan itu untuk sementara saja dan pada akhirnya pasti akan mengazab mereka dengan penegakan hukum keadilan, yang tak terkirakan hina bagi para pelakunya. Insya Allah, Indonesia akan kembali menjadi Bangsa yang besar karena kita punya tradisi sebagai Bangsa Pejuang; pejuang untuk menegakkan kebenaran dan kemerdekaan yang hakiki bagi keadilan Rakyat Indonesia.


www.cardiyanhis.blogspot.com

Read more...

Penggemar Blog IA-ITB :

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP