Membuat buku Buatan Indonesia Aseli
>> Saturday, June 12, 2010
From: Widjajono Partowidagdo
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Sent: Sunday, June 13, 2010 6:16 AM
Subject: [IA-ITB] Pak Anzam, Pak Bambang& Teman2 lain: Ekonomi Indonesia
Pak Anzam, Pak Bambang dan Teman2 lain,
Masalah Ekonomi Indonesia adalah Korupsi dan tidak optimalnya Penerimaan Pajak, Subdidi Harga BBM yang menguras uang negara (terutama tanpa disertai Subsidi Harga Non BBM sehingga energi Non BBM tidak termanfaatkan secara optimal), kurang menariknya Investasi Indonesia (produksi minyak kita turun, deindustrialisasi), Birokrasi dan Koordinasi yang buruk dan lain lain. Karena kurangnya dana yang tersedia akibat hal-hal tersebut dan lemahnya Kebijakan-kebijakan yang mendukung maka Peningkatan Kemampuan Nasional seperti Peningkatan Kemampuan Perusahaan Milik Negara dan Swasta Nasional, Pembangunan Infrastuktur, Pendidikan dan Iptek serta Pemberdayaan Masyarakat tidak optimal.
Sebaiknya kita berusaha memperbaki diri termasuk membuat Network (Menurut Naisbitt Network adalah Alternatif kalau Birokrasi tidak berhasil menyelesaikan Permasalahan) dan berusaha membentuk Organisasi Pembelajaran (Idenya Peter Senge, MIT) yang saling belajar untuk mencari Kebenaran dan bukan Kemenangan. Sehingga, kita tidak membuang waktu dengan terlalu menyalahkan atau memuji seseorang, suatu pihak atau suatu perbuatan. Indonesia hanya akan maju jika kita bersama membuatnya maju (bukan seseorang atau apalagi pihak lain). Bukankah semboyan kita In Harmonia Progressio?.
Saya ikut Milis Alumni Teknik Perminyakan (ATM). Disitu sarat dibicarakan Teknologi, Penanganan Kasus2, Kebijakan Publik, Kerjasama (Network) di Perminyakan (banyak Alumni TM ITB di Luar Negeri) serta baru2 ini mereka mendirikan Koperasi. Saya ikut Milis ITB 70. Disitu lebih banyak bercanda, curhat, ucapan selamat (jabatan baru, anaknya wisuda, menikah), ucapan simpati (dukacita, sakit), jalan-jalan dan makan-makan, informasi kesehatan, cara hidup dan sebagainya. Saya rasa tidak ada salahnya membicarakan interaksi Teknologi dan Bidang2 lain (Ekonomi, Hukum, Sosial, Politik) di Milis IA ITB ini. Teknologi tidak berada di Ruang Hampa.
Saya berharap Alumni ITB bisa membuat Buku tentang Kebijakan Industri di Indonesia. MIT menerbitkan buku, Made in America (1989), yang merupakan karya kerja sama antara insinyur dan noninsinyur di institusi tersebut untuk meningkatkan daya saing produk buatan Amerika. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa perlu dipikirkan pendidikan bagi insinyur yang ingin mendalami hal-hal yang nonteknologi dan pendidikan bagi noninsinyur (ahli hukum, ekonom, sosiolog, dan lain-lain) yang ingin mempunyai latar belakang yang lebih kuat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata-kata kunci untuk masa depan yang lebih baik adalah kerja sama dan pemahaman antardisiplin, termasuk menghormati disiplin lain.
Salam,
widjajono
--- Pada Sab, 12/6/10, anzam
Dari: anzam
Judul: [IA-ITB] Re: Memahami Utang Indonesia
Kepada: IA-ITB@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 12 Juni, 2010, 10:34 PM
hehehehe...insinyur ekonomi..
masalah utang itu berkaitan dengan sistem moneter mas. harusnya dilihat dari kacamata moneter...penjelasan yang bagus bagaimana "money work" bisa diliat di film documenter "zeitgeist II addendum" disitu bahas buku berjudul "Modern Money Mechanics" atau kalo gak sabar bisa buka di http://en.wikisource.org/wiki/Modern_Money_Mechanics atau bisa buka di http://www.realmoneyisgold.com/2009/zeitgeist-addendum-modern-money-mechanics/ untuk liat cuplikannya dengan bahasa sederhana.
intinya yang dimaksud dengan hutang disini adalah bisa disebut tingkat kepercayaan.. makin banyak hutang berarti orang makin percaya pada anda..emang anda mau ngasih hutang pada orang yang anda yakin gak bisa bayar? tapi tetap masalah keyakinan...lah uang sekarang juga berharga bukan karena ada simpanan dalam bentuk komoditas berharga di bank, cuman secarik kertas.. (Fiat money)..uang juga pake keyakinan..
jadi hutang AS yang gede itu berasal dari penjualan surat berharga AS yang dibeli oleh orang2 diluar AS. sebagai imbalan kan uang masuk ke AS dalam bentuk simpanan, trus disana dipake untuk usaha orang2 amerika diputer, kalo lancar ya uang dipake modal usaha..produk hasil usaha bisa dijual ke luar negeri, yang celaka duitnya dipake konsumsi seperti rumah, kartu kredit, dll.. tujuannya utamanya biar ekonomi muter.. makin banyak uang masuk kalo lancar akan mengenerate ekonomi..
kalo negara berkembang hutang ini dipake buat belanja infrastruktur untuk menggerakan ekonomi, investasi private juga dll.. yang ngeri adalah hutang yang harusnya mengenerate ekonomi malah dikorupsi untuk beli mobil mewah, barang2 impor jadinya bocor.. pokoknya kegiatan yang tidak meningkatkan nilai tambah, kelimpungan pas bayar..
yang jahat dari sistem ini adalah dimasukkannya satu instrumen jahat bernama riba/interest dan fractional reserve (financial derivative?)..
fractional reserve:
misal lo pinjem duit ke orang 100 juta simpen di bank, dari pada duit itu gw pake mending gw minjem ke bank aja dengan jaminan duit 100 juta gw bisa minjem let say 90 juta.. trus si 90 juta ini gw simpen lagi duitnya di bank lain untuk minjem lagi duit sebesar 80 juta dan seterusnya hingga.. dengan rasio 1:9 berarti gw bisa dapetin duit 900 juta dari duit pinjeman 100 juta dari orang lain.. kalo pinter sih 900 juta itu bisa dipake usaha yang bagus, ngasih pinjeman buat orang2 dll...kalo bego yah kejadian kayak subprime mortage..
karena gak cuma2 duitnya dikasih interest, orang awal minta interest 4%, berarti harus bikin penghasilan lebih lah, kalo gitu saya minta interest ke orang berikutnya 5%, trus nyambung2 sampe tuh bunga berbunga.. misal yang sadis kayak kartu kredit 48% per tahun..
kalo ukurannnya negara nih duit yang berlebih harus dibayar oleh orang banyak dalam bentuk inflasi. karena duitnya yang makin banyak dipasar yang pada dasarnya duit aslinya cuman dikit menurunkan nilai uang sendiri.. ini jahat karena orang yang gak meminjam uang malah gak tau apa2 harus membayar getahnya..
cheers..
pusingkan?
--- In IA-ITB@yahoogroups.com, lucky_luqman@... wrote:
>
> Analisis yg mnarik mas.
> coba dilihat gdp riil kita juga mas,stlah inflation adjustment.melihat tingkat ksjahteraan masy kita yg gitu2 aj,sy kok curiga sbnernya scra riil kita ga kemana2.rasio utang gdp kita menurun bkn karena utang mnurun,tp karena gdp (nominal) naek.knapa gdp nominal naik?gara2 kesejahteraan kita semua naek atau gara2 inflasi? Kalau yg ke2,gawat.
>
> Sya nulis di hp gprs,jd ga leluasa cari data gdp riil.di wiki jg ada kayaknya.
>
> Salam,
>
> Lucky
> TI02
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: akhyar
> Sender: IA-ITB@yahoogroups.com
> Date: Sat, 12 Jun 2010 04:52:23
> To:
> Reply-To: IA-ITB@yahoogroups.com
> Subject: [IA-ITB] Memahami Utang Indonesia
>
> Baiklah, judulnya saya ganti agar tidak personal.
>
>
>
> Kita gunakan saja sumber
>
>
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_external_debt
>
>
> sebagai referensi ya. Cukup sederhana menampilkannya.
>
>
>
> Analisis sementara saya (silahkan dikritisi):
>
>
>
> 1. Hampir semua negara memiliki utang.
>
>
>
> Dari daftar diatas ada yang disebut N/A (tidak ada datanya?) dan ada yang disebut memang memilik utang 0% (Brunei, Macau)
>
>
>
> Sekarang, karena negara kita Indonesia termasuk negara yang berutang, maka kita bandingkan saja dengan sesama negara berutang.
>
>
>
> 2. Pendekatan Perbandingan Hutang
>
>
>
> Banyak yang mengkhawatirkan masalah utang ini dan sering menjadi
> perdebatan sehingga kemudian banyak bermunculan berbagai pendekatan.
>
>
>
> Yang pertamakali dan paling mudah adalah perbandingan total hutang.
>
>
>
> 2.1 Perbandingan Total Utang (Debt Stock)
>
>
>
> Pengutang terbesar ternyata adalah juga negara2 besar, yaitu Amerika,
> disusul UK, Germany dan France. Developed Countries, OECD members.
>
>
>
> Brasil, Rusia, India, Cina? kecil.
>
>
>
> Indonesia? Lebih kecil lagi. Kita adalah Negara Besar dengan Total
> Utang kecil. Jika dibandingkan dengan dengan negara lain, Total Utang
> kita sebenarnya sangat kecil.
>
>
>
> 2.2 Perbandingan Rasio Utang terhadap GDP (Debt to GDP Ratio)
>
>
>
> Walaupun Total Utang kita kecil jika dibandingkan dengan negara lain,
> besarnya pertumbuhan utang sering menjadi pertanyaan. Kemudian
> Pemerintah seringkali membela diri dengan menggunakan logika Rasio
> Utang terhadap PDB.
>
>
>
> Bagaimana jika kita bandingkan Rasio Utang terhadap PDB tsb?
>
>
>
> Ternyata, Negara2 OECD pengutang terbesar yang sudah disebut diatas juga memiliki Rasio Utang terhadap PDB yang tinggi.
>
>
>
> Brasil, Rusia, India, Cina? kecil.
>
>
>
> Indonesia? relatif kecil
>
>
>
> Jadi sebenarnya kita tidak perlu menjadikan Rasio Utang terhadap PDB
> sebagai tujuan. Negara dengan rasio utang terhadap PDB besar ternyata
> lebih maju.
>
>
>
> 2.3 Perbandingan Rasio Utang perkapita
>
>
>
> Alternatif lain dalam membandingkan Utang adalah rasio utang perkapita
>
>
>
> Tapi ternyata, Negara Pengutang terbesar juga memiliki rasio utang per kapita yang tinggi.
>
>
>
> Rasio utang perkapita tertinggi dipegang oleh Luxemburg. tapi pendapatan perkapita mereka juga paling tinggi.
>
>
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_GNI_%28PPP%29_per_capita
>
>
>
> Indonesia? Kecil
>
>
>
> Cina? Rasio utang perkapitanya lebih kecil lagi.
>
>
>
> 3. Kesimpulan
>
>
>
> 3.1 Negara pengutang terbesar adalah negara2 dengan GDP terbesar.
> Disini pendekatannya adalah utang besar, pendapatan besar. Negara2 yang
> menggunakan pendekatan ini adalah OECD countries, termasuk Jepang.
>
>
>
> 3.2 Penggunaan rasio utang terhadap PDB tidak dapat menjelaskan
> kemampuan finansial setiap negara. Dan tidak cocok untuk menjelaskan
> masalah utang Indonesia
>
>
>
> 3.3 Pendekatan Utang per kapita juga tidak cocok menjelaskan masalah
> utang Indonesia. Pendekatan ini cocok untuk negara2 kecil (penduduk
> sedikit, dengan pendapatan perkapita tinggi) seperti Brunei, Luxemburg,
> Kuwait, Macau dll.
>
>
>
> 3.4 Sebagai negara besar (Luas daerah, potensi kekayaan alam dan banyak
> penduduk), maka sebaiknya kita membandingkan dengan sesama negara besar
> diluar Amerika dan Eropa. Negara itu adalah Brasil, Rusia, India, Cina.
>
>
>
> Jika dilihat dari keempat negara tersebut, memiliki kemiripan profil
> finansial serupa. GDP tinggi, GNP rendah, Utang rendah, Rasio utang
> rendah.
>
>
>
> Jadi, masalah kita sebenarnya bukan pada besarnya Utang. Tapi
> pendapatannya. Dengan profil negara mirip Brasil, Rusia, India, Cina,
> seharusnya GDP kita juga sebesar mereka.
>
>
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_GDP_%28nominal%29
>
>
>
> Ini masalah utama kita. GDP.
>
>
>
> Salam,
>
>
>
> Akhyar
0 komentar:
Post a Comment