Sains & Teknologi
>> Monday, July 26, 2010
Kita hidup dalam abad sains dan teknologi. Sebenarnya
teknologi telah dibangun sejak manusia purba dan
terakumulasi menjadi warisan budaya turuin temurun. Mulai dari
teknologi berupa peralatan dari batu pada era pelaeolitik-mesolitik-
neolitik, pembuatan gerabah, penggunaan roda, penemuan kertas,
teknologi pemintal, kemudian menguasai pemurnian bijih logam
menjadi perunggu, tembaga hingga besi. Dst.
Namun teknologi yang dikembangkan berbasis sains
adalah relatif baru. Sementara sains itu sendiri secara
formal dan terlembaga baru ditemukan sejak ditemukan
METODE ILMIAH yang merupakan penggabungan
antara "metoda rasional" dengan "metoda empiris" oleh filsuf
Jerman Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason, 1781).
Metode ilmiah merupakan Epistemologi, yaitu cara mencari
pengetahuan yang benar. Benar menurut metoda ilmiah
adalah bila memenuhi kaidah "benar secara logis" dan "bisa
dibuktikan secara emnpiris"
Perkembangan teknologi berbasis sains menhasilkan progress
jauh lebih pasti. Dan paling tidak sejak Thomas Alfa Eddison
penemuan teknologi telah dilembagakan dalam industri berupa
R&D dan di Universitas berupa lembaga2 Riset.
Contoh praktis perjalanan menuju penemuan "metode ilmiah"
adalah percobaan Lazzaro Spallanzani (1755), yang melakukan
percobaan dengan daging steril (sudah dipanasi) dalam kondisi
tertutup dan daging dalam kondisi terbuka.
Kemudian ditemukan fakta bahwa :
- Daging yang terbuka setelah beberapa hari membusuk dan
muncul belatung
- Daging yang tertutup dan steril setelah beberapa hari
tidak membusuk dan tidak muncul belatung
Percobaan ini mendukung Teori Biogenesis, yang kemudian
lebih dikenal sebagai "omni vivum ex vivo", makhuk hidup
berasal dari makhluk hidup.
Sebenarnya semangat pada ilmu pengetahuan sudah setua
sejarah peradaban itu sendiri meskipun sains belum juga lahir.
Sebagai bukti, saat Portugis mencari pulau rempah2, telah
diiringi para ahli diantaranya Tome Pires yang menuliskan
Suma Oriental (Sejarah Kesultanan Delhi, Kesultanan Malaka
& Tentang Jawa pada 1515) dan Sir Thomas Raffles
menuliskan History of Java (1817).
Semangat ilmu pengetahuan Barat adalah inspirasi dari
peradaban Islam yang mencapai masa gilang-gemilang
antara abad ke-7 hingga abad ke-13 yang menyatukan
warisan peradaban Mesir, Mesopotamia, Persia, India
dan warisan Yunani.
Bagdad diserbu Jeng His Khan dari utara bersama 250.000
prajurit separonya orang Giorgia (Utara Irak) dan setelah
dikepung beberapa hari berhasil dikuasai dan dihancurkan
pada 1258, setelah itu peradaban Islam mengalami desintegrasi
dan kemunduran. Di sisi lain Barat mengambil pengaruh Islam
dan mengakhiri Abad Pertengahan dan mulai melakukan renaissance
dengan penerjemahan besar-besaran. Ternyata Tulisan-tulisan
Aristotelian telah mewarnai ilmu-ilmu Islam. Sebelumnya Barat
lebih mengenal Plato.
Filsuf Yunani Plato lebih mewarnai perkembangan filsafat
sedang filsuf Aristoteles lebih mewarnai perkembangan sains.
Filsafat memang cenderung lambat, stagnan, siklis (berputar)
dan tidak membumi. Sedang sains cenderung terakumulasi dan
saling melengkapi dan bisa menjelaskan fenomena kehidupan
dan mengatasi masalah2 praktis kehidupan sehari-hari.
Dengan penaklukan Mesir menjadikan tradisi Yunani terus
berlanjut di bawah Emperium Islam, dimana ajaran Islam
mengajarkan sangat positif tentang keutamaan ilmu pengetahuan.
Sejak Jaman penaklukan Mesir oleh Alexander, Mesir dipimpin
oleh Dinasti Macedonia dan kemudian Dinasti Romawi.
Mesir merupakan satu-satunya kerajaan yang masih memelihara
tradisi intelektuial Yunani pada waktu itu hingga ditkalukkan Islam.
Setelah Yunani runtuh, supremasi kekuasaan mayoritas
Eropa dipegang oleh Romawi. Bangsa Romawi tidak
menyukai filsafat namun lebih membangun kebudayaan
dalam hal teknologi perang, bendungan dan jalan raya,
konstruksi bangunan dan yang sangat penting juga adalah
sangat concern membangun sistem Hukum dan Tatanegara.
Setelah Kekaisaran Romawi Timur Runtuh, Eropa dikuasai
Gereja Romawi (The Holy Roman Empire) dan lebih
mementingkan kehidupan akhirat yang mewarnai kehidupada
pada era Abad Pertengahan. Pada jaman itu ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dikembangkan mengabdi pada agama.
Salah satu buah dari Renaissance (menghidupkan budaya klasik
Yunani & Romawi) yang terpenting adalah dicapai penemuan
EPISTEMOLOGI berupa metoda ilmiah (scientific method) hingga
akhirnya muncul Enlightenment (pencerahan). Masa pencerahan
dimaksudkan untuk memberikan pengertian bahwa manusia dengan
kekuatan akalnya bisa menjelaskan fenomena-fenomena alam dan
mengusai alam untuk meningkatkan taraf hidupnya. Berkat sains
manusia tidak lagi dikuasai oleh tahyul. Manusia makin sadar
diri dan berani menentukan takdirnya sendiri atas ijin Tuhan.
Salam,
M Yusron
--------------------------------------------------
0 komentar:
Post a Comment