Jet Ransel, Solusi Atasi Kemacetan

>> Tuesday, March 30, 2010


25 Maret 2010 | BP
Jet Ransel, Solusi Atasi Kemacetan


Kemacetan hingga saat ini masih menjadi masalah serius bagi sejumlah kota besar di dunia. Berbagai kebijakan pun dikeluarkan untuk mengatasi kemacetan, tapi hasilnya belum juga maksimal. Mungkin, hasil karya perusahaan perakitan pesawat Martin Aircraft Company bisa menjadi solusi jitu untuk mengatasi permasalahan kemacetan.

Perusahaan tersebut diketahui membuat sebuah peralatan yang memungkinkan seseorang dapat terbang, bahkan hingga ketinggian 2400 m dengan kecepatan 60 km per jam. Jet ransel itu akan dipasarkan secara komersial oleh Martin Aircraft Company. Rencananya perlengkapan terbang tersebut akan dijual sekitar 50 ribu poundsterling atau sekitar Rp 700 jutaan.

Untuk sementara Martin Aircraft hanya memproduksi 500 jet ransel per tahun. Demikian dilansir Telegraph. Berat peralatan tersebut sekira 254 pon atau 115 kg. Untuk menerbangkannya, pun pembeli tak perlu memiliki izin terbang laiknya pilot. Cukup mengenakan perlengkapan senilai Rp 717 juta seseorang dapat terbang sejauh 30 mil hanya dalam 30 menit.

''Bagi kami ini adalah langkah terbaik dengan memasarkannya secara komersial, alat ini sangat cocok untuk kondisi-kondisi darurat atau kebutuhan militer,'' kata Richard Lauder, CEO Martin Aircraft Company.

Mesin buatan perusahaan rancang bangun pesawat asal Christchurch, Selandia Baru, itu juga bisa dipakai bermanuver layaknya helikopter.

Mesin itu merupakan pengembangan jet pack yang dirancang Martin Aircraft pada 1981. Menurut Glenn Martin, manajer perusahaan, sejak itu beberapa prototipe telah diproduksi.

Hanya, dalam uji coba, jet pack tak mampu membawa penumpang lebih dari semenit. Pada 2005, Martin membuat model kesembilan. Pertengahan bulan lalu, varian itu dinyatakan selesai dan siap diproduksi massal.

Komponen utama ransel terbang terdiri atas dua tabung bahan bakar, mesin jet yang mampu menyemburkan kekuatan 200 tenaga kuda, kaki penyangga, dan navigasi.

Bahan bakunya terbuat dari karbon komposit. Dengan tinggi 1,5 meter dan lebar 1,7 meter, alat ini berbobot 133,4 kilogram. Bila kedua tabung diisi penuh sekitar lima galon bahan bakar, ransel mampu menerbangkan penumpangnya selama setengah jam. Kecepatan maksimal saat dipakai 90,5 kilometer per jam.

Arah laju akan dipandu dengan global positioning system yang tertanam di navigasi.

Pengendara tak diwajibkan memiliki lisensi pilot, setidaknya di Amerika. Namun, tetap ada syarat khusus, yaitu bobot pengendara harus berkisar 63 kilogram hingga 108 kilogram. Selain itu, penumpang wajib mengikuti program pelatihan khusus dari Martin Aircraft.

Menurut Glenn Martin, kendaraan ultralight masa depannya sudah memenuhi standar badan penerbangan.

Lazimnya kendaraan terbang, ransel ini tetap memiliki risiko kecelakaan. Untuk itu, jet pack dilengkapi sejumlah alat keamanan. Jika mesin rusak ketika terbang, navigasi secara otomatis akan mengarah turun. Bila diperlukan pendaratan darurat, parasut segera terbentang. Di samping mesin jet, ransel dilengkapi rem angin.

Bagi yang ingin melawan gravitasi seperti James Bond dalam Thunderball, Martin Aircraft sudah membuka permintaan. Harga satu unitnya 86 ribu dolar AS atau sekitar Rp 700 jutaan. ''Bagi kami, ini adalah langkah komersial yang sangat baik,'' kata CEO Martin Aircraft Richard Lauder. (net/ist)

0 komentar:

Penggemar Blog IA-ITB :

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP