GEN H-4 Helikopter Terkecil di Dunia

>> Tuesday, March 30, 2010

GEN H-4 Helikopter Terkecil di Dunia






GENNAI Yanagisawa, seorang ilmuwan Jepang berhasil menciptakan helikopter mini yang memungkinkan manusia untuk terbang tanpa harus duduk di dalamnya. Yanagisawa, pria berusia 75 tahun ini akan mendemonstrasikan temuannya pada 25 Mei nanti di kota kelahiran pelukis sekaligus ilmuwan Italia Leonardo Da Vinci.

Kota Vinci dipilihnya sebagai bentuk pernghormatan dan rasa terima kasihnya kepada Da Vinci. Pasalnya, Yanagisawa mengaku bahwa ide pembuatan helikopter ini berasal dari pemikiran Da Vinci. Ilmuwan pemikir di zaman Renaisans ini telah mendesain aerial screw pada tahun 1480. Teknik inilah yang kemudian dipercaya sebagai teknik paling dasar pembuatan mesin untuk kapal terbang.

Helikopter milik Yanagisawa ini, yang kemudian diberi nama GEN H-4 dikendarai oleh dua baling-baling yang berputar secara berlawanan untuk menghasilkan gerak yang stabil. Selain itu, GEN H-4 juga dilengkapi empat mesin yang memungkinkan daya terbang selama 30 menit dengan kecepatan sekitar 56 mil per jam.

"Konsep dari helikopter ini memang didasari pemikiran Da Vinci. Oleh karena itu, saya sangat ingin menerbangkannya di kota kelahiran Da Vinci. Bahkan masyarakat Italia sepertinya antusias dengan temuan ini sehingga saya ingin menunjukkan yang terbaik untuk mereka," ujar Yanagisawa.

Meskipun helikopter seberat 82,5 kg ini mampu terbang setinggi 165 yards, Yanagisawa hanya ingin berada di ketinggian 16,5 kaki dari atas tanah dengan durasi sekitar 10 menit. "Hal ini akan memungkinkan seluruh pengunjung melihat saya dan diharapkan mereka akan menikmati penerbangan ini," ujar Yanagisawa.

Yanagisawa dikabarkan telah berhasil menjual lima unit GEN H-4 di Jepang dan dua unit lagi di Amerika. Dia menjual temuannya ini untuk kepentingan wisata atau rekreasi seharga 57.140 dolar AS. "Suatu saat helikopter ini dapat digunakan oleh semua orang seperti halnya sebuah skuter," katanya. (AP/jam) **

Daun Tanaman, Alat Komunikasi Serangga

Roxina Soler, seorang ahli ekologi asal Belanda, bersama timnya dari Netherlands Institute for Ecology di Maarssen menemukan bukti bahwa serangga herbivora, baik yang ada di atas maupun di bawah permukaan tanah, ternyata mampu berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan daun tanaman. Serangga bawah tanah diketahui mengirimkan sinyal peringatan lewat daun pohon kepada serangga di atas permukaan untuk menyatakan bahwa tanaman itu "sudah ada yang punya".

Serangga pemakan daun memang lebih suka tanaman yang belum dikuasai oleh serangga bawah tanah pemangsa akar. Para peneliti menemukan, serangga akar mengirimkan sinyal kimiawi lewat daun tanaman, yang mengingatkan serangga daun akan kehadiran "saudaranya". "Pesan singkat" ini akan segera diketahui serangga permukaan manakala mereka hinggap di suatu daun. Dengan demikian, serangga yang berbeda ruang ini bisa menghindari satu sama lain sehingga tidak berebut pohon yang sama. Hasil penelitian menunjukkan, serangga bawah tanah dan atas yang memangsa tanaman yang sama akan tumbuh secara lambat karena tanaman disedot oleh kedua belah pihak, yang membuat kualitas tanaman menjadi buruk.

Lewat "telefon" yang sama, serangga bawah tanah juga bisa berkomunikasi dengan pihak ketiga, ngengat parasit. Ngengat parasit adalah musuh alami ulat karena mereka menetaskan telur di tubuh ulat. Bila serangga daun tetap ngotot memakan tanaman yang sama, walaupun sudah diperingatkan oleh serangga akar, serangga bawah tanah akan mengeluarkan sinyal pada daun, yang mengundang ngengat parasit. Sinyal itu memberi tahu ngengat bahwa ada ulat di satu daun yang akan menjadi "tuan rumah" yang baik bagi telur-telur mereka.


0 komentar:

Penggemar Blog IA-ITB :

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP