[Senyum-ITB] Memindahkan Ibukota RI
>> Tuesday, February 8, 2011
Icon
Saya mengunjungi Abuja ibukota Nigeria yang baru pindahan dari Lagos.Kotanya tertata (Arsiteknya dari Jepang),walaupun tidak sempurna,ada semangat baru membuat pusat pertumbuhan budaya baru (bukan sekedar ekonomi),terutama mengharmoniskan hubungan Kelompok Islam dan Kristen.
Kekhwatiran terhadap dampak negatif bisa diatasi dengan partisipasi masyarakt yang kritis.
Kita bisa mencontoh bgm Presiden John Adam berkantor di Gedung Putih yang cat nya belum selsai dan halaman depan seperti kubangan kerbau.Presiden Adam bersikukuh pindah ke Washington sebagai simbol kemerdekaan USA dari Pitssburg yang pernah menjadi simbol kolonialisme Inggris,waalaupun Washington secara fisik sama sekali tdk layak sebagai ibukota negara.
Salam
Amir Sambodo
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Amir, dan tentu teman2 ITB-ers lainnya...
Saya setuju dengan perlunya perubahan mindset pemerintahan yg berorientasi kepada kepentingan umum dan membangkitkan kebanggaan nasional... Juga setuju (dan malah turut mendorong) pemerataan pembangunan di luar Jakarta (dan di luar Jawa) yang sudah sumpek....
Tapi saya tidak sependapat kalau hal tersebut harus dicapai dengan membangun ibukota negara baru.... Banyak "potential pitfall"-nya (seperti halnya yg terjadi dengan Bukit Pelangi, pada skala kecil).... Belum lagi, akan timbul "moral hazard" soal prioritas pembangunan (di mana membangun istana, gedung pemerintah, DPR/D, rumah dinas pejabat, dll. didahulukan di atas sarana dan prasarana umum yg lebih bermanfaat bagi publik maupun dunia usaha)....
Kalau mau dorong pemerataan... Mungkin Amir bisa bantu agar kantor pusat BUMN tidak ngumpul di Jakarta, dorong agar bandara2 dan pelabuhan2 serta kawasan ekonomi khusus (tmsk kawasan industri) di luar Jakarta bisa berkualitas internasional, dorong agar kota2 besar seperti Medan, Palembang, Makassar, mulai merintis angkutan umum perkotaan yang berbasis rel sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan masa depan sebelum terlambat seperti Jakarta.....
Hehehe.... Sorry ya jadi terlalu serius... Semoga tetap senyum.... :-)
Salam,
Wicak a.k.a iCon...
Sent from iCon's-mobile®
Icon
Ide pemindahan ibukota,bukan sekedar pengembangan kota baru,tapi merupakan perubahan budaya,menciptakan Indonesia masa depan oleh bangsa Indonesia sendiri. Jakarta sudahh tidak cukup mendukung perkembangan fisik dan budaya utk masa depan.
Salam Teknopreneur
Amir Sambodo
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Setuju dengan Bung Farli, khususnya terkait dengan Bukit Pelangi, "ibukota Kutai Timur" yg menghabiskan ratusan milyar (kalau bukan triliun) yang hanya dimanfaatkan segelintir pejabat sementara rakyatnya masih tinggal di tempat2 yg kumuh, jalan2 dan infrastruktur di Sangatta dan bagian Kutai Timur lain masih berkondisi menyedihkan.....
Sebuah penentuan prioritas penggunaan dana publik yang pantas dipertanyakan....
Antara lain karena pernah melihat apa yang terjadi di Bukit Pelangi dan Kutai Timur secara keseluruhan inilah selama ini saya menentang gagasan pembangunan ibukota negara yg baru -- sampai suatu saat di mana pengalokasian anggaran yg besar utk fasilitas pejabat (gedung kantor, rumah dinas, istana, DPR/D, etc) sudah tidak mengurangi jatah kebutuhan rakyat akan sarana dan prasarana dasar.....
Salam,
Wicak
Sent from iCon's-mobile®
Mas tau Bukit Pelangi? Pusat local government Kutai Timur di Sangatta yg dibangun ketika jaman Awang, ketika anda datang kesana anda akan meringis, uang yang dihabiskan ratusan milyar hanya untuk membangun gedung mohon maaf,dgn kualitas hanya puluhan milyar saja.,bobrok disana sini, seperti bobrokny mentalitas pejabatnya. Dan jika dia visioner,dia tidak akan menghamburkan uang untuk membangun project mercu suar gedung yg useless, akan lebih baik dgn ratusan milyar,dia bangun instalasi air,road public, dan tata kota yg baik. Dan yg penting perbaikan mentalitas PNS.
Sangatta it's a small town,but he can't do it.
Mentalitas pemerintahannya jg tidak berubah, masih seperti vampire, suck as much as u can.
Mengenai divestasi,karna itu uang rakyat, saya sangat senang kali diusut,bagaimana itu bisa terjadi. Siapa saja yg bermain disitu.
Dan,pemimpin yg baik,meninggalkan legacy yg baik..tidak meninggalkan sampah..
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Itu pasti ada perbedaan pandangan ya bung Farli. Kalau dia gak berarti pasti saat pemilu bupati ke-2, saat semua celah sudah di block, dan saat itu bupati adalah wakilnya yg dari parpol yg besar (krn dia sudah mengundurkan diri demi gubernur yg gagal tahap1), dan calon lawan candidat bupati ya bekas wakilnya itu yg saat itu merasa sangat berkuasa dan merasa akan menang. Kenyataan nya, rakyat memenagkan dia dgn 70 persen. Itu adalah fakta.
Masalah air bukan hanya di kutim, di balikpapan yg jauh lebih modern saja masih masalah, hee..hee... Itulah peluang bagi anak2 ITB untuk berkarya.
Kalau dari KPC sebenarnya gak suka sama dia, krn dia sependapat dgn pemprov saat itu menuntut divestasi saham KPC yg lebih besar untuk pemprov, sementara wakilnya mau aja yg jauh lebih kecil asalkan pembicaraan antara pemkab dan kpc, hee..hee... Apalagi dia tetap menuntut hak rakyat kaltim dana kompensasi. Yg disepakati sekitar 285 milyar, tapi sampai saat ini malah gak dikasih. Dan di indikasikan krn hal itu malah dia mau di kriminalkan? Apakah benar hal itu, bahwa dia mengejar kepentingan rakyatnya malah dicari alasan untuk menundukkan dia padahal dia bukan dari parpol?
Banyak hal menarik yg bisa kita kupas dr diskusi dgn awang. Saya sebagai rakyat kaltim mengamati sepak terjangnya sejak tahun 97, bagi saya dia adalah seorang visioner, sederhana dan sangat nasionalis dan rela berjuang demi kepentingan rakyat lebih banyak.
Secara pribadi, saya sangat ingin berdiskusi dgn dia secara teknis krn wawasan nya yg sangat luas, yg sangat sedikit sekali yg seperti itu.
Akan menarik sekali diskusi dgn dia, mari kita buktikan. Kalau mbak betty sdh punya jadwal, saya akan siapkan banyak pertanyaan2 baik dr konsep maupun pelaksanaan teknis dan ekonomi.
Hercules
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Hehehe..Wuah Mas Hercules sepertinya berhasil terkelabui ya dgn "keberhasilan" Awang Faruk..
Maaf, saya sebagai warga kutai timur, tidak melihat Awang Faruk sebagai pemimpin yg patut dicontoh. Kutim kaya karna sumber daya alamnya,terutama Batubara, bukan karna beliau. Dengan kekayaan tersebut, pembangunan yg dilakukan tidak sebanding. Dan kemajuan yg Mas Hercules sebutkan, tidak kami rasakan disini..
Contoh sederhana saja, air bersih merupakan hal langka disini..Jaringan PDAM, dan pengelolaanya sangat memalukan..
Sedangkan sekolah gratis, bibit gratis, penyuluhan gratis, itu merupakan CSR dri perusahaan2 yg ada disini..Beliau hanya men'dompleng'..
Point penting: Nilailah dari yg anda lihat dan rasakan..jangan dari yg anda dengar..
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Post a Comment