SBY Ditipu "Blue Energy". Ketidakberdayaan Menteri-menteri Alumni ITB?
>> Wednesday, July 29, 2009
Oleh: Cardiyan HIS
Dipastikan SBY ditipu "Blue Energy". Alih-alih mau memberi bonus kepada rakyat Indonesia pada acara "Seratus Tahun Kebangkitan Nasional", eh malah ditipu mentah-mentah oleh "inventor" Joko Suprapto. Sebuah aib yang setara dengan kasus "Harta Karun Batutulis Bogor" oleh Menteri Agama rejim Presiden Megawati.
Bangsa Indonesia memang mudah sekali untuk mengulang-ulang kesalahan serupa. Bangsa Indonesia mudah menjadi pelupa dan seolah permisif terhadap kesalahan yang seolah kecil padahal sangat prinsipil. Apakah sudah sedemikian bingung bangsa Indonesia yang tengah terpuruk ini sehingga kehilangan kepercayaan diri untuk mencari solusi yang lebih elegan dan beradab?
Tahun 2001, penulis sebagai Pemimpin Redaksi majalah "Motor Dagang" menulis tajuk tentang "Industri Sumbang Kampus untuk Riset Hidrogen bagi Industri Otomotif". Kampus Stanford University memperoleh dana riset lebih dari US$ 300 juta dari Exxon Mobil untuk melakukan riset Hidrogen bagi Industri Otomotif. Dunia tentu berharap riset Stanford University kelak dapat memberikan solusi mendasar Hidrogen sebagai sumber energi alternatif masa depan. Tentu sebuah penantian yang panjang karena tak semudah membalikkan tangan, maklum ini merupakan riset dasar yang kompleks, yang memerlukan kesabaran para penelitinya pula.
Oleh karena itu, kita agak kaget ketika ujug-ujug (tiba-tiba) "inventor" Joko Suprapto demikian hebat bisa lolos ketemu langsung presentasi di depan SBY untuk suatu produk yang diklaim sebagai "Blue Energy". Doktor Heru Lelono, dosen IPB Bogor, orang kepercayaan SBY sejak pra-pemilu 2004, rupanya yang memboyong Joko Suprapto sampai bisa presentasi di depan Presiden SBY.
Dimanakah para Menteri-menteri Alumni ITB? Dipastikan Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Menteri Perhubungan Yusman SD (malah tertangkap kamera ada persis di belakang SBY dan Heru Lelono) dan tentu saja Menteri Sekretariat Negara Hatta Rajasa ada, pada acara launching "Blue Energy" yang diterangkan oleh Heru Lelono ini.
Dimanakah para Menteri-menteri Alumni ITB? Dimanakah peran filter Anda sebagai alumni ITB yang profesional yang tengah mengemban kepercayaan sebagai Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu, sehingga membiarkan kejadian yang berpotensi menjadi "skandal" (hoax) bagi bos Anda Presiden SBY?
Menteri Sekretariat Negara harus bertanggungjawab pada filter pertama mengapa sebuah proposal bisa lolos begitu saja ke meja Presiden RI? Apakah Mensegneg tak berdaya dilewati begitu saja oleh Heru Lelono? Sebab, paling tidak, pasti Mensegneg tahu setiap proposal yang akan dipresentasikan di depan Presiden RI. Mengapa Mensegneg tak mampu mencegah dan kemudian mengkonsultansikan ke Menristek Kusmayanto Kadiman (dan Ketua LIPI) dan Menteri Perhubungan tentang ada proposal yang "aneh", yang sebenarnya bukan hal yang aneh karena kita semua pernah belajar Kimia.
Penulis terus terang curiga; para Menteri Alumni ITB rikuh sama bos. Mereka cari aman saja dari pada repot dimarahi bos. Jangan-jangan berisiko jabatan Menteri dicopot. Padahal yang lebih repot lagi kalau membiarkan sesuatu yang akan diekspos luas padahal dengan sadar mereka tahu sebelumnya bahwa hal itu tak mungkin berhasil justru akan lebih membahayakan bos dan mereka sendiri.
Apakah para Menteri Alumni ITB sudah kehilangan karakter umumnya tipikal kampus ITB untuk senantiasa berpikir merdeka apapun situasinya? Penulis yakin kalau para Menteri Alumni ITB ngomong apa adanya kepada SBY dengan sedikit improvisasi ala Jawa SBY; Presiden kita akan sangat mendengarkan pendapat rekan-rekan kita ini.
Mudah-mudahan dugaan penulis salah besar. Oleh karena itu perlu penjelasan sejujurnya dari Anda, hai para Menteri Alumni ITB.
0 komentar:
Post a Comment