Pelajaran dari Korsel dan Terima Kasih BJ Habibie
>> Tuesday, July 28, 2009
Oleh Cardiyan HIS
Liputan6.com, memberitakan Moon Jae In, pengacara Roh Moo-Hyun, menyatakan mantan Presiden Korea Selatan itu meninggalkan surat wasiat singkat buat keluarganya. Seorang mantan pembantunya mengatakan, Roh meninggal setelah melompat dari batu usai meninggalkan surat bunuh diri. "Presiden Roh melompat dari batu karang di gunung di belakang Desa Bongha," kata Moon yang juga mantan kepala sekretariat presiden, Sabtu (23/5).
Tragedi ini terjadi setelah Roh mendaki gunung bersama seorang pembantu di dekat tempat tinggal di masa pensiunnya di Bongha, Gimhae, dekat pantai di bagian tenggara negeri tersebut. Roh menderita luka parah di kepala dan meninggal setelah dipindahkan dari rumah sakit kecil ke rumah sakit besar di Kota Busan.
Namun, polisi Korsel menyatakan masih menyelidiki apakah Roh, yang memangku jabatan presiden 2003-2008, benar bunuh diri. "Kami sedang menyelidiki apakah ia (Roh) jatuh karena kecelakaan atau melakukan bunuh diri," kata juru bicara Departemen Polisi Nasional Korsel.
Roh kini tengah diperiksa terkait kasus skandal suap saat menjabat presiden 2003-2008. Penyelidikan dipusatkan di seputar pembayaran bernilai US$ 1 juta kepada istri Roh dari seorang pengusaha sepatu kaya. Pembayaran oleh orang yang sama dengan jumlah US$ 5 juta juga diterima suami salah seorang kemenakan Roh, Yeon Cheol-Ho.
SEMENTARA itu dari Indonesia, BJ Habibie, Presiden RI ke tiga mengajarkan kepada kita bahwa menjadi Presiden RI itu bukan segalanya. Kita menyaksikan bagaimana dengan jiwa besar BJ Habibie yang baru beberapa hari saja ditolak pertanggung-jawabannya oleh MPR hadir pada acara pelantikan Gus Dur sebagai Presiden RI ke empat dengan wajah yang sangat ceria. “Malam ini saya sangat bahagia karena ternyata demokrasi telah menang”, kata BJ Habibie dengan tulus.
Lepas dari segala kekurangannya antara lain “terlalu baik dan lemah” terhadap sahabat-sahabat yang kemudian dipilihnya menjadi “inner cycle” yang ternyata bukan menjadi solusi tetapi malah menjadi beban.
Ya, kalau kita mau jujur dan berjiwa besar, BJ Habibie telah memberikan pelajaran tentang arti demokrasi yang santun dan ilmiah. Dia telah memberikan kebebasan pers yang sangat luar biasa. Dia telah membebaskan semua tahanan politik. Dia telah membuat rupiah berjaya dari Rp. 17.000.-/US$ menjadi Rp. 6.500.- /US$ sehingga membuat Lee Kuan Yew dengan jiwa besar minta maaf karena Lee dengan lantang dan pongah telah meramalkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar akan mencapai Rp. 25.000.- bila BJ Habibie terus menjadi Presiden RI. Dia telah membuat inflasi 76% takluk menjadi 6% saja. Dia telah melakukan inisiasi Pemilu pertama pada jaman Reformasi diselenggarakan lebih cepat meskipun dia sebenarnya masih berhak meneruskan periode sisa jabatannya sebagai Presiden RI sampai 2003; dan ternyata Pemilu berlangsung begitu lancar, bebas rahasia dan jujur.
Dan yang tak kalah menariknya adalah kata-kata guru bangsa DR. Nurcholis Madjid kepada para peserta pengajian yayasan Paramadina: “Mungkin BJ Habibie satu-satunya atau setidaknya salah seorang dari sedikit pejabat tinggi negara yang tidak mencuri sepeser pun kekayaan negara. Malahan dia memberikan semua gaji yang diperolehnya bertahun-tahun untuk kegiatan sosial dan beasiswa”.
Sebuah pembelajaran bagi para Calon Presiden-Wakil Presiden RI sekarang dan yang akan datang.
0 komentar:
Post a Comment