Pembangunan Karakter : Novel 3g akan difilmkan
>> Saturday, June 27, 2009
Salam,
Sebagai bagian untuk memotret karakter kehidupan
kampus (contoh kasus ITB), terlampir salah satu kliping
dari Kompas ttg kegiatan bedah novel 3G di Albar 3 hari lalu.
Mudah-mudahan proyek pembangunan karakter kembali bisa kita angkat lagi.
PS: Kemarin di acara bedah Novel di UNTAR jakarta, dihadiri
Menbudpar Pak Jero Watjik dan Ciputra, mereka tertarik dan sudah mulai
membantu followup juga. Juga terimakasih kepada Mas Bambang
Harimurti (tempo) yg telah membantu menjadi pembahas bersama
Alya Rohali (bapaknya TK 58). Sinkronisasi kemmpuan
otak kiri dan otak kanan tidak sederhana.
salam
suhono
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/26/ 15221283/ .novel.3g.
segera.difilmkan.
Sastra
Novel "3G" Segera Difilmkan
Jumat, 26 Juni 2009 | 15:22 WIB
Bandung, Kompas - Novel berjudul Gading-gading Ganesha: Bahwa Cinta Itu
Ada karya pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi
Bandung, Dermawan Wibisono, akan disajikan dalam bentuk film. Novel ini
dianggap mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia untuk
tetap bekerja keras dan tidak kenal menyerah.
Demikian dikatakan Budiyati Abiyoga dalam bedah novel Gading-gading
Ganesha (3G) di Aula Barat ITB, Rabu (24/6) malam. Produser film Naga
Bonar ini akan bertindak langsung sebagai produsernya.
"Judul filmnya Bahwa Cinta Itu Masih Ada. Film ini akan disutradarai
Sujiwo Tejo, penulis skenario Arya Gunawan, dan dibiayai PT Ganesha
Creative Industry. Banyak artis nasional ingin ikut serta, di antaranya
Nurul Arifin, Adi Kurdi, serta Tio Pakusadewo," katanya. Menurut Budiyati,
novel 3G ini memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan novel yang mengambil
latar tahun 1980-an ini antara lain memiliki pesan moral yang kuat dan
relevan hingga kini. Novel ini menceritakan perjuangan enam mahasiswa ITB,
dari awal masuk, belajar, lulus, hingga mengamalkan ilmunya bersama
masyarakat.
"Keunggulan lain, novel ini mampu melontarkan cerita dengan lugas dan
bahasa yang lebih mudah karena ditulis oleh seseorang tanpa latar belakang
penulisan sastra sebelumnya," ujar Budiyati.
Meskipun sarat pesan sosial, Budiyati mengatakan, pembuatan film yang akan
menghabiskan dana Rp 5 miliar-Rp 6 miliar ini merupakan proyek komersial.
Ia berharap film ini bisa meraup keuntungan lebih besar dari modal yang
dikeluarkan.
"Kami menargetkan film bisa dirampungkan tahun ini. Hal ini terkait dengan
tahun 2009 sebagai Tahun Kreatif Indonesia dan ulang tahun emas ITB," kata
perempuan yang pernah mengenyam bangku kuliah Teknik Penyehatan ITB
angkatan 1962 ini.
Dermawan Wibisono awalnya terkejut dengan ide pembuatan film ini.
Alasannya, novelnya belum lama diterbitkan. Apalagi, belum diketahui
secara pasti minat masyarakat atas novel ini.
Akan tetapi, ia optimistis pembuatan film akan menghasilkan karya
berkualitas. Sutradara dan penulis skenario bisa menerjemahkan novelnya
dengan baik dalam bentuk gambar.
"Saya berharap buku dan film tidak hanya menjadi milik keluarga besar ITB.
Saya ingin masyarakat umum bisa mengambil semangat dan inspirasi dari
novel dan film," kata Dermawan. (CHE) Read more...