Berburu Kentang

>> Saturday, February 7, 2009

From: Prasetyo Roem
To: ia-itb@yahoogroups.com
Sent: Sunday, February 08, 2009 11:31 AM
Subject: [IA-ITB] Berburu Kentang


Teman2 tentu pernah ngemil chitatos, kripik kentang, kan?
Suatu hari, saya mendapatkan dari teman, kripik kentang rasa keju dibuat oleh Bu Nia pengusaha dari Garut, Wuih, uenak tenan. Beberapa kali saya pesen dan akhirnya penasaran, pengin beli sendiri ke sumbernya di Cikajang, Garut Selatan. Perjalanan ke Garut tidak terlalu jauh, jalannya lancar. Setelah melewati kota, kita menuju selatan, ketemu simpang T, ke kanan ke arah kebun teh, ke kiri ke arah Cikajang dan pantai selatan. Pas di sekitar pasar Cikajang, ada toko khusus menjual oleh2 khas Garut, mulai dari dodol (jenang ketan), dan khusus kripik kentang dengan 2 rasa : original keju atau yang seperti kripik gadung. Saya paling suka yang rasa orisinil. Pemiliknya, Bu Nia ternyata masih muda dan cantik. Langsung beli 4 kilo (16 bungkus @ 250 gram) untuk oleh2. Harganya Rp42rb/kg. Orang2 bilang bahwa kripik ini dibuat dari jenis kentang spesial untuk kripik. Kalau french fries dibuat dari kentang jenis lain lagi dan impor.

Ah masak sih harus dari jenis tertentu? Penasaran, saya coba beli kentang di pasar tradisionil, di-iris2 tipis, dan dicoba dijemur sampai kering. Ditunggu 2 hari ternyata tidak bisa kering, bahkan beberapa lembar menjadi hitam. Wah, gagal deh. Gimana ya supaya bisa menjadi kering dan bisa digoreng?

Penasaran lagi, pergi lagi ke Garut, belajar gimana caranya bikin kripik kentang. Ternyata diijinkan untuk lihat2 dapurnya Bu Nia, tempat produksi kripik kentang.
Ternyata ada 2 cara:
1. Rasa original: setelah di-iris2 direndam dulu 1 jam agar getahnya larut, dan langsung digoreng tanpa dijemur. Hasilnya warna natural agak kekuningan.
2. Rasa gadung: setelah di-iris2 direndam dengan air kapur, baru dijemur sampai benar2 kering, baru digoreng. Hasilnya warna keputihan.

Sampai di rumah dipraktekkan lagi dengan kentang dari supermarket, ya kentang biasa juga sih. Kali ini mengirisnya pakai alat iris (slicer) yang bisa diatur ketebalannya.
Teori 1 dicoba dan ternyata saat menggoreng susah sekali mencari waktu yang tepat kapan kentang cukup kering untuk diangkat. Kalau kurang kering, kripiknya lemes, kalau telat dikit aja, kripiknya gosong. Lha bumbunya apa? Saya rasa cukup dengan garam campur sedikit tepung gula aja sudah cukup enak, agar rasa asli kentangnya masih kuat. Tetapi renyahnya masih kalah jauh dari produk Bu Nia. Tingkat keberhasilan penggorengan hanya 20%, banyak yang masih lemes atau gosong. Mungkin faktor pengalaman dan bisa juga dari jenis kentangnya.

Dari beberapa teman ada info bahwa jenis kentang khusus untuk kripik namanya kentang atlantik dan gak dijual di pasar umum, dan hanya dimiliki oleh perkebunan indofood. Lha Bu Nia dapet jenis kentang tersebut dar mana?

Ada lagi info bahwa ada kentang bagus di pasar swalayan dan disebut kentang Dieng dan harganya cukup mahal, 12rb/kg. Kentangnya besar2, dan cantik2. Dicoba bikin kripik lagi, dan hasilnya cukup bagus, cuma masih agak kaku, dan tingkat keberhasilannya naik menjadi 50%. Udah agak pinter 'kali ya?

Bulan lalu, jalan ke madiun mampir purwokerto dan blusukan ke daerah dieng, maunya mborong kentang barang 25 - 40 kg. Di pasar sebelum wanayasa ada yang jual kentang dalam karung 67kiloan dan gak boleh beli sedikit. Tapi kelihatannya cuma kentang sayur biasa. Di mana ada kentang atlantik? Orang pasar nyuruh hubungi pak xx (lupa) di desa deket dieng. Sampai di desa tersebut, ketemudengan bu xx, dan diberi tahu kalau di Dieng ini ada ditanam 3 jenis kentang:
a. Kentang sayur biasa, dijual untuk umum.
b. kentang atlantik, tidak dijual untuk umum, begitu dipanen, langsung dikirim ke pabrik indofood.
c. kentang agriya, tidak dijual untuk umum, hanya dimiliki pak Tamir. Coba aja beli ke Pak Tamir kalau boleh.

Waduuh, sampai segitunya monopoly kentang ya?

Kami meluncur ke rumah Bu Ety Tamir, dan ternyata bikin dan jualan kripik kentang juga dari jenis agriya. Kami coba beli 2 bungkus @ 250 gram @18rb. Wah mahal juga yah!! Kami mencoba "nempil" kentang mentahnya 4 kilo tapi cuma boleh 3 kilo. Kentangnya memang cantik, dalamnya kuning mentega. Dicoba lagi bikin kripik dan hasilnya memang yahuuuuuud. Renyah, rasa natural kentangnya kuat, walau cuma dg bumbu garam dan tepung gula. Dua butir lagi dibungkus dengan alumunium dan dikukus sampai mateng dan dimakan dengan ayam bakar kecap sebagai pengganti steak, waaaah mak nyus tenan.

Tapi sayang cuma sedikit, mau nambah lagi juga sudah habis.

Nantilah, kalau ada waktu lagi akan coba berburu/cari kentang lagi di daerah Pangalengan, bandung selatan apakah ada jenis atlantik atau jenis lain yang lebih siiiip.

Salam,
Pras

2 komentar:

B. Antariksa (Erik) February 8, 2009 at 1:46 AM  
This comment has been removed by the author.
Anonymous February 8, 2009 at 5:35 PM  

selamat siang
berburu kentang ya?
saya juga pernah mencoba
kentang diiris tipis dan direndam
langsung digoreng, rasanya lumayan
kek kentang gorengnya mcd xp

Penggemar Blog IA-ITB :

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP