Topi "Panama Americana"
>> Saturday, March 19, 2011
Oleh Cardiyan HIS
Bukan Americana tapi Rajapolah. Menjadi pilihan tutup kepala para tokoh nasional dan internasional. BJ Habibie dan Santana pun dengan santai dan “pede” mengenakannya sangat pas pantas.
Anda pasti sudah mendengar tentang nama topi Panama. Hanya barangkali, belum dapat mengira-ngirakan dengan jelas rupa topi itu. Presiden RI ketiga BJ Habibie adalah salah seorang yang rajin menggunakan topi Panama sebagai penutup kepalanya di kala bepergian santai. Dan yang paling aktual adalah manakala pemusik jazz kelas dunia Santana tampil di Java Jazz Festival Februari 2011 lalu mengenakan topi Panama pada saat tampil di panggung.
Topi Panama selalu dihubungkan dengan nama Panama americana bukan karena topi ini didatangkan dari Amerika Latin tetapi memang nama Latin tanaman Panama adalah bernama Panama americana. Ternyata tanaman ini memang tumbuh subur di daerah Rajapolah (Tasikmalaya, Jawa Barat). Berkat tanaman ini Rajapolah merupakan daerah sentra industri kerajinan tangan terbesar dan terhalus di Indonesia mengalahkan Tangerang (Banten) dan Gombong (Jawa Tengah) sampai sekarang.
Dulu sebelum tahun 1901, pekerjaan anyam menganyam ini merupakan monopoli daerah Tangerang. Hanya saja di Tangerang ini topi anyaman dibuat dari pohon Pandan (Pandanus tectorius) dan Bambu Tali atau Bambu Apus (Gigantochloa apus). Tetapi sejak tahun 1901, atas jasa “perintis peranyaman” Kyai Haji Jasin almarhum, kiblat dunia anyam menganyam topi beralih ke Rajapolah.
Tentang bagaimana kejadiannya hingga Panama americana banyak ditanam orang di Rajapolah, penulis sendiri sebagai anak seorang pengusaha kerajinan tangan di Rajapolah, kurang begitu mengetahuinya dengan pasti. Tetapi agaknya, hal ini merupakan karunia Tuhan YME belaka kepada penduduk Rajapolah (Tasikmalaya), yang tidak boleh dilupakan begitu saja.
Cara Menanam Pohon Panama
Pohon Panama americana dapat tumbuh dengan baik di daerah yang ketinggiannya paling rendah 250 meter dari permukaan laut (Mean Sea Level). Sudah tentu daerahnya harus yang curah hujannya cukup tinggi. Penanamannya dilakukan dengan bibit-bibit yang terdiri dari anak-anak pohon Panama itu. Sebaiknya ditanam pada permulaan musim hujan, sehingga kemungkinan tumbuh lebih terjamin. Sebab yang diharapkan dari pohon-pohon Panama ialah pucuk daunnya yang lebar dan kuat.
Bibit-bibit Panama harus ditanam di dalam lobang galian sedalam 0.5 meter, dengan jarak masing-masing 1 meter satu sama lain. Tentu saja lobang-lobang galian ini harus dipersiapkan dua minggu sebelum penanaman. Untuk ini barangkali faktor pupuk sangat menentukan. Tidak usah pupuk kimia seperti urea, sendawa chili atau ZA. Penduduk Rajapolah hampir semuanya menggunakan pupuk kandang atau kompos.
Pucuk Panama
Untuk bahan topi, yang diambil dari pohon Panama ialah pucuknya. Setelah pohon Panama berumur setahun, pucuk pertama sudah boleh dipetik. Asal saja hama tidak merusak daun, panjang pucuk ini bisa mencapai 0.5 meter lebih. Hama pohon yang harus diperhatikan ialah Kupik Indol-indol (Mylabris pustulata) atau yang disebut oleh penduduk Rajapolah dengan nama Ulam. Begitu pula rumput liar bisa menghambat pertumbuhan bahkan mematikan pohon Panama. Di antaranya rumput Alang-alang (Imperata cylindrica) atau juga rumput Teki (Eleocharis dulcis).
Hati-hatilah dalam memetik pucuk karena bisa-bisa tercabut dengan pohonnya. Sebaiknya pergunakanlah pisau tajam. Perhatikan pula jangka waktu memetik pucuk. Setelah pemetikan pertama, pemetikan berikutnya hanya boleh dilakukan 3 bulan kemudian. Kalau Anda berdisiplin, sebuah pohon Panama dapat menghasilkan pucuk berturut-turut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun, tentu saja Anda harus mulai memikirkan peremajaan atau penanaman pohon baru.
Proses penanaman pohon Panama tidak serumit menanam pohon Pandan. Itulah sebabnya pucuk pohon Panama harganya lebih murah dibanding daun Pandan. Mungkin disebabkan soal harga inilah penanaman pohon Panama tidak terlalu diusahakan secara besar-besaran.
Pohon Panama ini ditanam secara “iseng” belaka. Sehingga para penanam “iseng” ini sudah merasa “untung” jika pucuk-pucuk pohon mereka terjual pada saat panenan. Itulah pula yang menjadi sebab, bahan baku topi Panama tidak menentu di pasaran Rajapolah. Hal ini menyebabkan harga topi Panama meloncat-loncat tak dapat dipegang dan kecenderungannya naik. Tak mengherankan permintaan pemakai terus mengalir ke pengusaha-pengusaha “artshop” yang menjadi tempat penampungannya.
Proses Pengolahan dan Pembuatan Topi Panama
Pucuk Panama yang baru dipetik dari pohonnya masih belum bisa dipakai sebelum diolah dulu. Proses pengolahannya sederhana saja. Mula-mula Anda sediakan sebuah wadah. Wadah apa saja dipakai asal kira-kira tepat untuk merebus pucuk. Misalnya blik bekas minyak goreng atau bekas kue pun jadilah.
Setelah blik diisi air dan dijerangkan di atas api, tunggulah supaya air mendidih dulu. Masukkan pucuk-pucuk Panama yang hendak direbus itu ke dalam air mendidih. Tak usah lama-lama, seperempat jam saja sudah cukup. Biasanya air rebusan akan memutih. Itulah tandanya rebusan pucuk sudah matang. Pucuk yang sudah direbus ini pun bersalin rupa menjadi helai-helai memanjang lurus. Kemudian barulah dikeringkan dengan menjemurnya di udara terbuka.
Proses selanjutnya ialah mengayar. Mengayar artinya menyobeki daun-daun pucuk ini menjadi helaian-helaian kecil. Dalam membuat ayaran Pandan, orang menggunakan suwakan (micro stome) agar ayarannya seragam ukurannya. Tetapi pada ayaran Panama, para pengrajin Rajapolah mengayar pakai kuku-kuku tangannya sebagai pengiris. Entah “alah bisa karena biasa” kata pepatah atau entah apa, irisan-irisan atau ayaran-ayaran yang dihasilkan pengrajin Rajapolah benar-benar mengagumkan. Oleh karena itu kuku-kuku ibu jari para pengayar yang juga merangkap penganyam, biasanya panjang-panjang.
Proses mengayar selesailah sudah. Kini tinggal lagi proses menganyam. Para penganyam memulai pekerjaannya dengan menganyam dulu bagian atas topi. Mulai di tengah-tengah bagian atas topi ini, penganyam membuat anyaman berbentuk bintang. Apabila bentuk bintang ini terus dilanjutkan, maka anyaman akan merupakan sebuah hamparan yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 cm kali 10 cm. Barulah sekarang penganyam meneruskan pekerjaannya ke badan topi. Menganyam bagian badan ini dikerjakan dengan pertolongan alat Sunglon yakni alat pembentuk badan topi dari kayu. Penganyaman di bagian ini dilakukan dengan menurutkan lekuk-lekuk pola Sunglon. Proses menganyam topi Panama lebih sulit sulit dari pada menganyam topi Pandan atau topi Bambu. Kesulitannya terletak pada pendeknya ayaran Panama ini, sehingga sambungan-sambungan di bagian topi harus disisipkan ke sebelah dalam. Begitulah pekerjaan menganyam topi Panama ini berlangsung hingga akhirnya rangka topi pun selesailah sudah. Sebuah topi Panama dapat memakan tujuh helai pucuk.
Topi Panama yang menghiasi etalase toko-toko eksklusif, sudah tentu lebih putih warnanya dari pada ketika topi ini masih berada dalam proses penganyaman. Topi Panama yang telah selesai dianyam, masih harus diputihkan lagi dengan obat-obat pemutih kimiawi tertentu. Proses pemutihan ini boleh dikatakan merupakan proses “finishing touch” dalam proses pembuatan topi Panama setengah jadi. Oleh karena itu disarankan, agar Anda jangan sekali-kali memakainya topi Panama pada waktu hujan. Air hujan dapat menimbulkan proses kimiawi yang akan menyebabkan topi berubah tidak bersih lagi. Kecuali..... tentu saja jika Anda banyak duit untuk membeli topi Panama yang baru!
www.cardiyanhis.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment